- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kapela Stasi Munda di Desa Gunung Baru Roboh Akibat Angin Kencang

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    27 Februari, 2023, 10:19 WIB Last Updated 2023-02-27T03:45:45Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Kapela stasi Munda desa Gunung Baru pasca diterpa angin kencang/Foto Yance Nyoman


    [Congkasae.com/Kereba] Angin kencang yang melanda desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Flores pada Jumat (25/5) pekan kemarin mangakibatkan robohnya bangunan kapela di stasi Munda.

    Stasi Munda merupakan bagian dari wilayah paroki Mbata, Kevikepan Borong, foto yang beredar luas di media sosial facebook menunjukan kondisi kapela stasi Munda yang luluh lanta setelah diterpa angin kencang.

    Salah seorang warga Munda, desa Gunung Baru mengatakan gereja stasi Munda ambruk setelah diterpa angin kencang pada Jumat (25/2).

    "Hujan disertai angin kencang menyebabkan robohnya bangunan kapela,"tambah sumber itu.


    Ia menambahkan kondisi kapela yang terbuat dari papan dengan usia yang sudah belasan tahun itu memperparah kerusakan yang terjadi.

    "Akibatnya kapela itu rusak total, rata dengan tanah,"ucapnya.

    Kapela stasi Munda merupakan bagian dari wilayah administratif paroki Mbata, kevikepan Borong, meski berada dalam satu wilayah desa yakni desa Gunung Baru, namun wilayah administratif umat terbagi kedalam dua paroki yakni paroki Mbata yang meliputi dusun Lereng dan Munda.

    Sementara sisahnya masuk dalam wilayah administratif paroki Wae Lengga dengan gereja Stasi Lait yang bertempat di Sile.

    Setiap hari raya besar keagamaan seperti Natal dan Paskah, warga desa Gunung Baru harus berjalan kaki belasan kilo meter untuk beribadah.

    Warga stasi Lait harus berjalan menuju ke Lete yang berada di sebelah gunung dengan menempuh medan yang parah.

    Sementara warga dusun Lereng dan Munda harus berjalan kaki menyebrangi sungai Wae Mokel untuk mengikuti perayaan di pusat Paroki Mbata yang berada di desa Rana Mbata.

    Gereja Dibangun Semasa Pater Stef Wroz SVD
    kondisi kerusakan kapela stasi Munda pasca diterjang angin


    Gereja stasi Munda merupakan bangunan yang didirikan semasa pater Stef Wroz SVD menjadi pastor Paroki Mbata.

    Kapela itu dibangun ketika paroki Mbata masih berstatus pra paroki, itu artinya usia bangunan itu sudah belasan tahun.

    Misionaris Barat berkebangsaan Polandia itu membangun sebuah kapela sederhana untuk melayani umat yang sebelumnya menggunakan gedung SDK Munda sebagai tempat ibadah.

    Selain stasi Munda, misionaris Barat itu juga gemar melakukan patroli ke wilayah-wilayah dengan medan menantang seperti Lendo, dan Satar Mata yang berada di seberang sungai Wae Mokel.

    Akibatnya tiga wilayah itu masuk dalam wilayah administratif Paroki Mbata yang sejak awal dimekarkan semasa dia menjabat sebagai pastor paroki Mukun.

    Selain membangun kapela, paster Stef Wroz SVD juga membangun fasilitas lain seperti jembatan dan air minum bersih untuk melayani kebutuhan masyarakat di wilayah pedalaman.

    Memilih Manggarai sebagai Tempat Akhir
    Pater Stef Wroz SVD ketika di ruang tunggu bandara Internasional Komodo


    Saat ini misionaris barat kelahiran Polandia itu sudah memasuki masa pensiun setelah puluhan tahun mengabdikan dirinya bagi umat di keuskupan Ruteng.

    Dalam pembicaraan dengan media ini pada November tahun 2022 lalu di ruang tunggu bandara internasional Komodo, pater Stef Wroz mengaku enggan kembali ke negarahnya meski sudah pensiun dari tugas imamatnya.

    "Saya memilih mati di Manggarai, ketimbang pulang ke Polandia, karena disini saya punya keluarga yang peduli dan mencintai saya,"kata pater Stev Wros SVD menjawab pertanyaan media ini.

    Ia mengatakan menghabiskan sisah hidupnya di rumah ret-ret seminari Kisol, Manggarai Timur,"karena kalau saya kembali ke negara asal, disana saya juga akan tinggal di panti jompo, orang-orang sudah tidak mengenal saya lagi,"imbuhnya.


    Penulis: Tony
    Komentar

    Tampilkan