Ilustrasi anjing rabies |
[Congkasae.com/Kereba] Pemerintah memberlakukan isolasi ketat terhadap akses keluar masuk Hewan Penular Rabies (HPR) untuk satu desa di Provinsi NTT.
Pemberlakuan isolasi yang ketat itu diambil pemerintah menyusul ditemukannya kasus rabies pada spesimen kepala anjing asal desa tersebut pada pekan lalu.
Bupati Timor Tengah Selatan, Egusem Piter Tahum mengatakan pihaknya memberlakukan isolasi kepada warga desa Fenun, kecamatan Amanatun Selatan setelah ditemukan virus rabies dalam spesimen anjing yang diperiksa di Balai Besar Veteriner Denpasar Bali pada pekan lalu.
"Kami sudah blok desa itu sehingga tidak ada lagi hewan yang masuk dan keluar,"kata bupati TTS, yang dihubungi Antara Selasa kemarin.
Bupati TTS itu mengatakan sejauh ini telah terjadi 10 kasus gigitan anjing rabies di wilayah tersebut, dimana satu korban dinyatakan meninggal dunia usai digigit anjing rabies.
Sementara terkait nasip kesembilan orang lainnya yang digigit anjing rabies tersebut masih belum diketahui.
Bupati TTS mengatakan belum menerima kabar terbaru terkait perkembangan kesembilan orang lain yang menjadi korban gigitan anjing rabies itu.
Bupati Egusem mengatakan usai diisolasi seluruh HPR di desa Fenun akan dilakukan vaksinasi massal untuk menekan penyebaran virus yang lebih masif lagi.
Sementara terkait sumber awal virus rabies di desa tersebut hingga kini masih dilakukan penelusuran lebih jauh.
Bupati Egusem mengaku heran dengan temuan kasus rabies di desa Fenun yang masuk dalam wilayah daerah pedalaman dan jauh dari perkotaan.
Rabies Telah Menyebar ke Seluruh Kabupaten di Flores
Sementara itu sekretaris Komite Rabies Flores Lembata, Asep Purnama mengatakan kemungkinan besar virus rabies yang menyerang Hewan Peliharaan (HPR) anjing itu sudah menyebar ke seluruh kabupaten di wilayah Flores.
Asep mengatakan berdasarkan data kasus gigitan anjing yang mengakibatkan korban meninggal dunia berasal dari tiga wilayah kabupaten yang berbeda yakni Manggarai Timur, Ende dan Sikka.
Asep mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap virus rabies di wilayah itu,"Waspada virus rabies telah menyebar se-Flores,"kata Asep di Maumere yang dihubungi Jumat pekan lalu.
Asep mengatakan ketersediaan VAR dan SAR bisa saja habis jika kasus gigitan anjing di Flores meningkat drastis.
Karenanya Asep mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap anjing dan hindari kontak dengan binatang peliharaan itu untuk mengurangi resiko gigitan.
BACA JUGA
Pemkab Matim Siapkan Opsi Eliminasi Anjing Rabies Menyusul Kematian Dua Bocah
Rabies Terdeteksi di Manggarai Timur, Dua Bocah Meregang Nyawa Usai Digigit Anjing