Polisi membantah informasi yang menyebut jika warga NTT beramai-ramai tinggalkan Bali melalui pelabuhan Benoa lantaran ditolak dan tak dapat kos di Bali, polisi menyebut narasi yang dibangun di media sosial itu tidaklah benar.
[Congkasae.com/Kereba] Postingan di facebook yang memperlihatkan kondisi penumpang yang sedang melakukan proses boarding di pelabuhan Benoa Bali viral di media sosial.
Dalam postingan yang viral itu disebutkan bahwa banyak warga NTT di Bali yang pada akhirnya memilih pulang kembali ke NTT lantaran tak mendapatkan hunian alias tempat kos di Bali.
Salah seorang pengguna facebook Yeni Anabokay mengunggah video yang memperlihatkan ratusan penumpang asal NTT yang tengah melwati proses boarding di pelabuhan Benoa Bali.
"Ratusan orang NTT penuh di Pelabuhan Benoa Bali, ratusan warga NTT yang tinggal di Bali pulang kembali ke NTT karena di Bali susah dapat pekerjaan dan kos,"tulis Yeni dalam unggahan videonya.
Di sisi lain postingan yang sama juga dibagikan laman facebook Bali Share yang menyebutkan jika banyak warga NTT di Bali ditolak dan ramai-ramai kembali ke NTT melalui pelabuhan Benoa Bali.
Postingan tersebut viral di media sosial facebook, kendati demikian Kasie Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi mengatakan narasi yang dibangun di media sosial yang menyebutkan orang NTT berbondong-bondong kembali ke NTT lantaran di Bali tak dapat kos tidaklah benar.
Ia mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan polsek Benoa untuk mengonfirmasi kabar tersebut dan diperoleh informasi bahwa kerumunan warga NTT di pelabuhan Benoa Bali yang viral di media sosial itu merupakan kebiasaan warga NTT di Bali yang selalu mengantarkan anggota keluarganya jika hendak kembali ke kampung halaman.
"Kalau ada warga NTT yang pulang kampung biasanya banyak yang mengantar ke pelabuhan, mungkin kondisi tersebut yang diviralkan,"kata Ketut Sukadi kepada Balipost Kamis 19 Juni 2025.
Sukadi mengatakan video tersebut menimbulkan perdebatan di masyarakat dan berpotensi mengarah pada isu suku agama dan Ras.
Selain itu, kata Sukadi, informasi tersebut menimbulkan stereotipe negatif terhadap para perantau asal NTT di Bali.
"Kapolsek Benoa juga sudah berkoordinasi dengan pihak PT Pelni,"kata Sukadi menambahkan.
Berdasarkan informasi dari PT Pelni ujar Sukadi, diperoleh informasi perihal aktifitas kapal Pelni di pelabuhan Benoa Bali dalam beberapa waktu belakangan.
"Pada 16 Juni 2025 KM Awu mengangkut 914 penumpang dari Benoa Bali menuju pelabuhan Bima NTB,"ujar Sukadi.
Sebelumnya pada 8 Juni 2025 silam KM Tilong Kabila juga mengangkut 812 penumpang dari pelabuhan Benoa Bali menuju pelabuhan Lembar NTB.
Keesokan harinya pada 9 Juni 2025 KM Lawit juga mengangkut 919 penumpang dari pelabuhan Benoa Bali menuju pelabuhan Bima NTB.
Meski demikian pihak Pelni tak mengetahui apakah sejumlah penumpang yang melakukan perjalanan tersebut akan ke NTT atau tidak.
"PT Pelni hanya mendata jumlah penumpang yang naik turun saja,"kata Sukadi.
Sukadi mengatakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak Pelni selalu terjadi penumpukkan penumpang di pintu masuk pelabuhan Benoa Bali setiap kali ada kapal yang sandar.
Hal tersebut, kata Sukadi, terjadi lantaran banyaknya orang NTT yang mengantar rekan mereka ketika hendak pulang kembali ke NTT.
"Jadi belum tentu warga NTT yang pulang kampung itu karena tidak dapat Kos, mungkin ada tujuan lain,"katanya.