- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Manggarai Timur Dilanda Cuaca Buruk, Petani Kewalahan Jemur Kopi dan Kakao

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    01 Juli, 2025, 10:31 WIB Last Updated 2025-07-01T03:31:41Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     

    Manggarai Timur Dilanda Cuaca Buruk, Petani Kewalahan Jemur Kopi dan Kakao
    Cuaca ekstrim yang melanda Manggarai Timur dalam beberapa waktu terakhir ini menghambat para petani dalam memanen dan menjemur kakao dan kopi.

    [Congkasae.com/Kereba] Cuaca ekstrim yang sedang melanda hampir seluruh wilayah kabupaten Manggarai Timur dalam sepekan terakhir menghambat aktivitas para petani di wilayah tersebut.


    Pasalnya hujan yang disertai kabut tebal menyulitkan para petani untuk menjemur hasil komoditi mereka seperti kopi, kakao dan padi.


    "Cuaca ekstrim seperti ini sudah berlangsung sejak lama, kami kewalahan menjemur kakao,"kata Petrus Naba seorang petani asal desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Selasa 1 Juli 2025.



    Ia mengatakan meskipun kakao miliknya dipanen akan tetapi ia kesulitan dalam menjemur biji kakao tersebut akibat hujan dan kabut tebal yang melanda wilayah desa Rana Mbata.


    "Kakao ini kalau tidak segera dijemur maka akan mengakibatkan kerusakan dan tak bisa dijual karena menghitam,"katanya.


    Untuk mengantisipasi kerusakan tersebut ia mengakalinya dengan cara pengeringan menggunakan panas dari tungku api.


    Akan tetapi ia menilai cara tersebut juga kurang maksimal lantaran masih ada biji kakao yang menghitam lantaran proses pengeringan yang tidak maksimal.


    "Tetap hasilnya tidak sama dengan proses kakao yang dijemur di terik matahari,"ujarnya.


    Hal yang sama juga dialami Markus salah seorang petani kopi asal desa Benteng Riwu kecamatan Borong yang merasa kesulitan dalam mengeringkan biji kopi lantaran cuaca ekstrim yang melanda wilayah tersebut.


    "Kami punya kopi yang sudah diluwak (proses pengeluaran kulit luar) harus dikeringkan dengan cara dijemur sebelum dijual,"katanya.


    Akan tetapi ia merasa kewalahan setelah melihat hujan dan kabut tebal yang terus melanda wilayah desanya sejak beberapa minggu terakhir.


    Di samping itu petani kopi seperti Markus juga kewalahan dengan proses pemanenan biji kopi lantaran hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut.


    "Akibatnya kami tidak bisa turun ke kebun, karena hujan pagi siang malam kopi kalau tidak segera dipetik ditambah dengan hujan seperti ini akan mengakibatkan gugurnya biji kopi dari tangkainya,"katanya.


    Ia menyayangkan cuaca ekstrim tahun ini yang berimbas pada proses pemanenan para petani termasuk menghambat proses bunga pada tanaman kopi.


    Ia mengatakan jika intensitas hujan terlalu tinggi maka tanaman kopi tak akan mengeluarkan bunga untuk musim panen tahun depan.


    "Kalau cuaca seperti ini terus bisa-bisa tahun depan kami tidak bisa petik kopi karena gagal bunga tahun ini,"ujarnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Bersama Menjaga Warisan Kita

    Dukung Congkasae agar terus hidup dan tumbuh sebagai suara budaya Manggarai.

    Kenapa Kami Butuh Dukungan?

    Congkasae.com hidup dari semangat dan cinta pada budaya. Tapi kami juga perlu dana untuk membayar penulis lokal, mengembangkan situs, dan mendokumentasikan cerita-cerita budaya kita.

    Donasi Sekali atau Rutin

    Atau transfer langsung:

    • BRI 472001001453537 (a.n. Congkasae)
    QRIS

    Pasang Iklan atau Kerja Sama

    Kami membuka kerja sama dengan UMKM, NGO, sekolah, atau pemerintah daerah untuk iklan, pelatihan, dan proyek kolaboratif.

    Kontak Kami Langsung

    Kata Mereka

    "Saya senang bisa mendukung media yang memperjuangkan akar budaya Manggarai." – Julius, diaspora di Jakarta
    "Congkasae adalah media yang dekat dengan hati kami di Manggarai." – Frans, guru di Ruteng