Romo Yohanes Samur Pr meninggal dunia setelah cukup lama berjuang melawan penyakit komplikasi yang menggerogoti tubuhnya, kepergiannya dikenang umat katolik di keuskupan Ruteng.
[Congkasae.com/Kereba] Imam diosesan keuskupan Ruteng Romo Yohanes Samur Pr dikabarkan meninggal dunia pada Selasa 18 November 2025 di rumah sakit Elisabet Semarang.
Kabar kematian Romo Yohanes Samur merebak dengan cepat di kalangan umat Katolik di keuskupan Ruteng.
Kabar kematian romo Jon diumumkan secara resmi oleh Unio imam projo keuskupan Ruteng beberapa jam usai kepergian romo Jon Samur.
"Berita duka telah meninggal dunia saudara kami, Romo Jon Samur Pr imam keuskupan Ruteng,"kata ketua Unio imam projo keuskupan Ruteng Romo Jossy dalam pengumuman resmi mereka.
Romo Jon yang telah lama menjalani perawatan intensif di RS Elisabet Semarang lantaran menderita penyakit komplikasi ginjal, penyakit gula dan empedu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada 18 November 2025 pukul 02:00 WIB.
Jenazah mendiang kemudian diterbangkan ke Flores dan tiba di Bandara Internasional Komodo pada Rabu 19 November 2025 siang.
Jenazah almarhum kemudian dibawa menuju keuskupan Ruteng untuk selanjutnya disemayamkan di katedral Ruteng.
Pantauan media ini isak tangis keluarga pecah ketika jenazah almarhum tiba di depan katedral Ruteng pada Rabu 19 November 2025 sore.
Ketua panitia penguburan mendiang Romo Jon Samur Pr, adalah romo Josy Erot Pr ia mengatakan romo Jon Samur akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Unio di Kuwu.
"Misa penguburan akan dilaksanakan Kamis 20 November 2025 di Katedral Ruteng misa dimulai pukul 09:00 Wita dipimpin oleh Mgr Siprianus Hormat,"katanya.
Setelah misa requiem dilanjutkan dengan acara pemakaman jenazah yang berlangsung di Tempat Pemakaman Umum Unio di Kuwu.
Prosesi pemakan tersebut akan dipimpin langsung oleh ketua Unio Keuskupan Ruteng Romo Jossy.
Di sisi lain kepergian mendiang romo Jon Samur turut dirasakan oleh sesama rekan imam di keuskupan Ruteng.
Salah satunya datang dari pastor paroki Kajong Romo Bernadus Palus Pr yang mengenang bagaiamana kegigihan romo Jon dalam memajukan sektor pendidikan di Iteng.
"Saya bersama Romo Jhon selama 2 tahun sebagai Frater TOP di Iteng, 2003 - 2005 merintis SMAK St Maria Iteng yang namanya urus lembaga pendidikan dia pertaruhkan banyak hal sampai juga bertaruh nyawanya,"kenang pastor paroki Kajong Romo Bernad.
Selain di sektor pendidikan romo Jon juga sangat piawai dalam menyesuaikan sari Firman Tuhan yang diwartakan di altar gereja sesuai dengan konteks kehidupan umat.
"Romo Jhon humoris dan Ilustrisai kotbahnya menarik dan menukik hati para pendengar. Tegas dan komitmen dalam pelayanan, satu prinsip yang selalu dipakai Romo Jhon adalah segala sesuatu bisa dibentuk dan bisa diubah,"kata romo Bernad.
Kehadirannya di setiap lokus pelayananan, sambung romo Bernad, baik di sekolah maupun di paroki dibuatnya cepat maju.
"Dia peduli dengan anak-anak orang yang susah romo Jhon sekolahkan mereka,"katanya.
Selain dikenang sesama imam, kepergian romo Jon Samur juga menyisahkan bekas yang cukup mendalam di kalangan umat katolik di keuskupan Ruteng terutama di kalangan umat yang pernah dilayani oleh romo Jon.
"Pokoknya eme khotbah romo itu siap-siap kudu tawa ite umat ai manga-manga kauts tombo lucun (Homili mendiang romo Jon selalu diisi dengan materi humor yang penuh makna),"kata Rofina seorang umat dari paroki St Theresia dari Kanak-Kanak Yesus Mbata tempat pelayanan terakhir romo Jon.
![]() |
| Romo Yohanes Samur Pr ketika memimpin misa di Paroki St Theresia dari Kanak-kanak Yesus Mbata |
Gereja Harus Hadir untuk Orang Kecil
Di paroki St Theresia Mbata, romo Jon hanya bertugas sebentar sebagai pastor paroki tanpa kehadiran pastor rekan meski wilayah paroki yang harus dilayaninya sangat luas.
Tiga stasi terluar dengan medan ekstrim di paroki itu yakni stasi Munda, Lendo dan Satar Mata tak bisa dilewati kendaraan bermotor dan hanya berjalan kaki dengan jarak tempuh belasan kilo meter dan harus menyebrangi sungai besar Wae Mokel tanpa adanya jembatan.
Meski demikian romo Jon berkomitmen untuk mendekatkan pelayanan kepada umat beriman di tiga stasi terluar itu.
"Pelayanan gereja harus dapat menyentuh mereka yang terpinggirkan dari sisi pembangunan, gereja harus hadir untuk mereka,"kata romo Yohanes Samur Pr di pendopo pastoran paroki Mbata dalam pembicaraan dengan media ini beberapa bulan sebelum ia terbang ke Semarang untuk berobat.
Ia mengatakan Yesus sendiri telah memberi contoh yang sangat konkret dalam pelayanannya dia begitu dekat dengan kaum kecil orang-orang yang terpinggirkan.
"Dan itu yang jadi patokan bagi saya untuk melakukan pelayanan, karena saya di sini (Paroki Mbata) tidak ada pastor rekan tapi saya bisa datangkan pastor dari luar untuk mengadakan misa mingguan di stasi-stasi anda bisa lihat sekarang di stasi-stasi sudah ada pastor yang melayani misa termasuk di tiga stasi terluar itu,"katanya.
Dikenang Lewat Gaya Homili yang Nyentrik dan Berkelas
Meski usianya yang sudah terbilang cukup berumur namun semangat pelayanan dalam diri imam kelahiran Loce ini tak pernah padam.
Ia selalu berusaha untuk melayani umat hal itu diutarakan salah sorang umat paroki St Theresia Mbata yang mengatakan bahwa semangat pelayanannya sangat tinggi.
"Materi-materi homili nya sangat kontekstual diisi dengan humor-humor berkelas dengan go'et-go'et khas Manggarai yang sarat akan makna,"kata Rofina menambahkan.
Di sisi lain Materi kotbahnya yang sangat fenomenal yakni tentang ubi jalar (tete wase) dan lengkuas (Laja) viral di media sosial facebook.
Akun facebook Mimos-Mimos mengenang mendiang romo Jon dengan mengunggah kembali cuplikan homili beliau dalam sebuah acara syukuran tahbisan imam baru.
Pada kesempatan itu romo Jon yang menyampaikan homili disambut dengan tawa di kalangan umat lantaran humor beliau yang memecah suasana keheningan.
"Ini cuplikan kotbah yang sempat saya ambil. Selamat Jalan ke Rumah Bapa Romo. Terimakasih Kotbah lucu dan inspiratifnya,"tulis akun Mimos-Mimos dalam postingannya.
"Selalu begini dari dulu kalau kotbah, dan selalu ditunggu kalau romo yang pimpin misa,"kata Selvia Guber Derita.
"Di loce kalau Romo pimpin misa di saat kotbah pasti jalan di atas bangku umat dan paling lucu kotbahnya, tinggal kenangan Romo bahagia di surga,"kata Maria Theresa Kemo.
Romo Yohanes Samur Pr Lahir di Loce pada 10 Juni 1964 ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di seminari Pius XII Kisol, usai lulus dari seminari tersebut ia kembali melanjutkan studinya di seminari tinggi St Petrus Ritapiret dan STFK Ledalero.
Ia ditahbis jadi imam di keuskupan Ruteng pada 7 September tahun 1994 dan sejak saat itu mulai ditugaskan sebagai imam diosesan keuskupan Ruteng.
Ia tercatat pernah bertugas di SMAK St Fransiskus Ruteng, paroki Beo Kina, paroki Iteng, Paroki Sita dan Paroki St Theresia Mbata sebelum akhirnya dikabarkan wafat.





%20(1)%20(1).webp)


