- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mau Nikahi Molas Manggarai? Cinta Saja Tak Cukup, Harus Piara Babi dan Ternak Ayam Bro

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    01 Juni, 2021, 16:42 WIB Last Updated 2023-04-16T05:38:28Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Molas Manggarai
    Molas Manggarai 


    ***Oleh Antonius Rahu***

    [Congkasae.com/Sosial Budaya] Memasuki bulan-bulan Mei hingga November topik pembicaraan bagi kami yang di Manggarai adalah seputar sida, belis dan tetek bengeknya.


    Entah secara kebetulan atau tidak akhir pekan kemarin saya pulang kampung, niat awalnya ingin menengok bapak dan ibu di rumah.


    Namun ketika saya baru nongol di pintu rumah, seperti biasa mama langsung menyambut kedatangan saya sembari menanyai isi kantong yang saya bawa.


    Mama memang begitu, dua hal yang ia harapkan ketika saya pulang ke  rumah adalah cepa dan mbako cecu.


    Katanya lebih baik tidak usah bawa oleh-oleh lain ketimbang tidak bawa cepa hahahahahaha.


    Well balik ke topik utama setelah menanyai kabar mama langsung memberitahu saya perihal daftar sida yang sudah masuk waitting list untuk tahun ini.


    Mulai dari sida untuk pesta kenduri hingga sida untuk urusan laki, semuanya disebutkan mama lengkap dengan besaran uang yang harus dikumpulkan.


    Mama langsung mengerutkan dahinya ketika bicara soal laki, katanya untuk urusan laki saat ini minimal harus menyediakan uang yang cukup banyak.


    Karena setiap harta benda yang dibawakan ke anak rona itu bersifat UUD (Ujung-Ujungnya Duit) hahahahahaha mama memang jago mempelintir sesuatu.


    Belis dan Korelasinya dengan Pening Naang



    Bicara Belis sebenarnya sudah bukan hal yang baru lagi, sebelumnya banyak tulisan saya yang membicarakan hal ini. kalian bisa bacanya di sini.


    Namun pada bagian ini saya akan banyak mengulas tentang bagaimana korelasi atau hubungan timbal balik antara Belis dan filosofi Pening Naang.


    Nah bagi orang Manggarai tentu tidak asing dengan istilah pening naang, yang diartikan sebagai hewan atau binatang peliharaan.


    Pening itu sebenarnya mewakili peliharan jenis unggas, misalnya ayam, bebek, itik dan sejenisnya.


    Sementara istilah naang, merujuk pada hewan-hewan lain di luar itu misalnya babi, anjing, termasuk hewan lain seperti kambing, kuda sapi dan kerbau.


    Meski memang ada istilah yang lebih pas untuk hewan pemamabiak itu yakni istilah "Piri".


    Zaman dahulu tingkat kekayaan bagi orang Manggarai itu diukur dari seberapa banyak seseorang memiliki peliharaan yakni pening naang dan piri tadi.


    Orang yang super-duper kaya yang biasa dipanggil kraeng pada zaman itu juga memiliki budak alias mendi.


    Selain itu untuk menikah, orang Manggarai zaman dahulu harus mempersiapkan hewan peliharaan berupa kuda, kerbau, sapi ayam, dan barang-barang berharga lainnya.


    Semuanya itu harus diserahkan kepada pihak keluarga isteri (anak rona) proses penyerahan harta benda itu dalam istilah orang Manggarai disebut Belis, sebagai bentuk penghormatan karena perempuan yang kita jadikan isteri itu kelak akan masuk dalam suku alias Wa,u nya kita, ata dite, bukan ata data.


    Nah bentuk penghargaan dan penghormatan itu sifatnya sukarela seberapa ada dan seberapa mampu, tidak bersifat memaksa seperti prakteknya dewasa ini.


    Kendati demikian yang namanya barang berharga pasti selalu diidentik dengan kata mahal, tapi bukan berarti transaksi menukarkan molas Manggarai dengan harta kekayaan itu tidak benar.


    Karenanya bahasa yang dipakai saat belis itu merupakan bahasa kiasan yang memiliki arti konotatif.


    Dalam hal ini pening naang itu sangat membantu kaum laki-laki untuk menikahi gadis pujaan hatinya, karenanya usaha untuk meningkatkan kuantitas pening naang sangat diperlukan sebelum menikah.


    Ngebet Nikah Tapi Pertahanan Belakang Masih Hancur

    Balik lagi dengan judul dari artikel ini, menikah itu tentang pilihan dan keputusan yang harus dijalankan.


    Hingga kini banyak kaum muda yang ngebet nikah namun pertahanan belakangnya masih kacau balau. Pertahanan belakang yang saya maksudkan adalah persiapan pening naang dan tetek bengeknya.


    Meski pengaruh pening naang itu sangat besar dalam setiap rangkaian adat yang akan dilewati dalam melakukan belis perempuan Manggarai namun banyak yang ogah-ogahan berternak.


    Inilah yang menjadi kendala terbesar, bagaimana mungkin anda akan menikahi kekasih pujaan hati tanpa mempersiapkan diri?


    Rasa-rasanya agak janggal, kalau hanya bermodalkan cinta, yang diplesetkan sebagai mau nikah modal nyawa oleh mama hahaha.


    Mari kita buat kalkulasi sedikit, apailah menikah pasti semua orang akan mengadakan acara kumpul kope, dalam acara itu pasti sembelih babi, ayam dan lainnya.


    Selain itu untuk menghadapi anak rona pasti ada babi, ayam, kambing dan sejenisnya namun demikian  jika babinya tidak ada satu ekorpun yang dipelihara mau harap beli?


    Hello bro,,,,, itu sama saja dengan kamu mau berperang tapi kamu tidak memiliki persenjataan hahahahaha.


    Yang ada kalian akan dibantai habis-habisan oleh musuh, padahal memiliki peliharaan itu bisa meminimalisir biaya yang harus dikelurakan kelak.


    Gimana brow? kapan mau menjadikan si dia sebagai bagian dari wa'u kalian? ternak babi dulu kata mama bukan kata saya lho ya hahahahaha.



    Baca Tulisan Serupa dari Antonius Rahu

    Sistem Perkawinan Tungku dan Potret Kehidupan Orang Manggarai Masa Kini


    Jangan Takut Menikah dengan Molas Manggarai, Belis itu Tidak Mesti Dibayar Lunas


    Ketika Jodohpun Bergantung Pada Pusu Teko


    Budaya Lami Wina di Manggarai, Ujian Berat Bagi Calon Anak Mantu


    Mengenal Anak Rona, Sang Pengatur Kehidupan Orang Manggarai

    Komentar

    Tampilkan