- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kasus Bunuh Diri di SMA St Klaus Werang Diterima Keluarga Korban sebagai Musibah

    Tim Redaksi | Editor: Antonius Rahu
    17 Februari, 2022, 09:33 WIB Last Updated 2022-02-17T03:26:16Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     

    Pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut dan menganggap peristiwa itu sebagai musibah dan tidak akan menuntut secara hukum dikemudian hari.

    [Congkasae.com/Kereba] Penghuni asrama St Klaus Werang yang terletak di desa Golo Ndari, kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat dihebohkan dengan adanya penemuan Jenazah siswa sekolah tersebut yang tergantung di pintu kamar asrama sekolah itu.


    Kapolres Manggarai Barat melalui Kasatreskrim Polres Mabar IPTU Yoga Darma Susanto mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (16/2) kemarin.


    Pihak kepolisian, kata Darma, sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang disebutnya sebagai bagian dari penyelidikan pihak kepolisian.


    " Kita sudah kirim tim untuk melakukan olah TKP,"kata Kasatreskrim Yoga Darma Susanto, Rabu kemarin kepada transtv45 di Labuan Bajo.


    Yoga mengatakan korban terindikasi sebagai VK (16) yang merupakan siswa kelas XI SMAK St Klaus Werang.


    Menurut Yoga, usai melakukan olah TKP, pihaknya langsung membawa jasad siswa asal kabupaten Manggarai itu ke puskesmas Sano Nggoang untuk dilakukan visum.


    "Pada saat visum, keluarga korban juga ikut menyaksikan,"katanya.


    Dugaan Masalah Internal Jadi Motif

    Tim Inafis Polres Mabar saat melakukan evakuasi terhadap korban/ Foto Humas

    Kasus tersebut bermulah dari adanya laporan kepada orang tua siswa yang dilakukan pembina asrama Putera St Klaus Werang, kata Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, Yoga Darma Susanto.


    Yoga menjelaskan pada Selasa 15 Februari 2022, sekitar pukul 22.15 Wita, pembina asrama putra SMAK St Klaus Werang, Naldi Jehanu menelepon orang tua korban untuk memberitahukan terkait anak mereka yang disebut memiliki masalah di sekolah  itu.


    Selanjutnya, kata Yoga, pihak sekolah meminta orang tua korban untuk datang ke sekolah itu pada Rabu 16 Februari 2022, yang direspons orang tua korban dengan meminta kepada Naldi Jehanu untuk berbicara via telpon dengan korban.


    Seusai menerima telepon dari orang tuanya, kata Yoga, korban lalu keluar dari asrama dan menangis di samping aula sekolah itu.


    Melihat hal tersebut tiga orang teman korban mengikuti korban dan mengajaknya untuk kembali ke asrama.


    Pada pukul 00.00 Wita, tutur Kasat Reskrim, seorang siswa AE (16), hendak ke WC sekolah untuk buang air kecil dan menemukan korban dalam keadaan tergantung di pintu kamar asrama.


    Atas kejadian tersebut Pembina Murid, Romo Rikard memberikan informasi kepada anggota Polsek Sano Nggoang.


    Selanjutnya, anggota Polsek Sano Nggoang langsung terjun ke lokasi kejadian untuk mengamankan TKP, sambil menunggu tim Identifikasi Polres Mabar.


    Keluarga Terima Sebagai Musibah

    Anggota Polsek Sano Nggoang ketika mengevakuasi korban ke Puskesmas Sano Nggoang/Foto Humas


    Terkait peristiwa tersebut, pihak keluarga telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah.


    Kapolsek Sano Nggoang, Iptu Wayan Merta mengatakan pihak keluarga menerima peristiwa kematian tersebut yang dibuktikan dengan adanya pembuatan surat pernyataan dan ditandatangani pihak keluarga.


    Pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut dan menganggap peristiwa itu sebagai musibah dan tidak akan menuntut secara hukum dikemudian hari.


    “Korban telah dibawa oleh pihak keluarga untuk dimakamkan dikampung halamannya di Kabupaten Manggarai,” tutup Kapolsek Sano Nggoang, Iptu Wayan Merta.


    Penulis: Tonny

    Komentar

    Tampilkan