- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kacamata Wallacea, Si Burung Kuning Endemik Flores yang Dilinduingi

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    02 Agustus, 2023, 12:35 WIB Last Updated 2023-08-02T05:36:22Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Kacamata Wallacea, Si Burung Kuning Endemik Flores yang Dilinduingi


     [Congkasae.com/Kreba] Salah satu jenis burung yang masuk dalam kategori satwa yang dilindungi undang-undang berasal dari Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.


    Burung tersebut marak dijumpai di sekitar pekarangan rumah penduduk dan kerap terbang rendah mencari makanan.


    Kacamata Wallacea alias si burung kuning merupakan salah satu satwa asal Flores yang saat ini masuk dalam kategori burung endemik karena itu statusnya dilundungi oleh undang-undang.


    Usaha konservasi terhadap populasi burung kacamata wallacea alias si kuning ini mendapatkan hambatan di tengah maraknya penangkapan burung tersebut untuk diperjual belikan ke luar wilayah termasuk ke pulau Jawa.


    Pada tahun 2021 silam Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTT berhasil melepas liarkan kembali ribuan ekor burung yang berhasil disita petugas BKSDA dari tangan pelaku perdagangan burung.

    Kacamata Wallacea, Si Burung Kuning Endemik Flores yang Dilinduingi


    Ribuan ekor burung tersebut hendak diselundupkan ke pulau Jawa sebelum akhirnya disita petugas, salah satu spesies yang berhasil disita merupakan kacamata wallacea asal Flores.


    Kacamata Wallacea menjadi incaran para pecinta burung lantaran kicauannya yang merdu serta kerap memenangkan kontes kicauan burung.


    Secara umum Kacamata Wallacea merupakan jenis burung kacamata yang berasal dari keluarga Zosteropidae.


    Burung ini hidup di wilayah Nusa Tenggara, mulai dari kepulauan Sumbawa, Komodo, Rinca, Flores, serta Sumba.


    Kacamata Wallacea banyak ditemukan di area hutan atau lahan warga dengan ketinggian 1050mdpl selain itu burung yang mayoritas berwarna kuning ini hidup di semak belukar, atau lahan garapan warga.


    Makanan pokoknya merupakan buah-buahan kecil, nektar bunga dan ulat, sementara musim kawinnya terjadi pada bulan April hingga Oktober setiap tahunnya.


    Kacamata Wallacea memiliki suara kicauan yang lumayan nyaring dan merdu dan sedikit ngerol. 


    Volume kicauannya terdengar agak tinggi dengan tempo yang cukup rapat tapi tidak sampai seperti suara crecetan. 


    Nada kicauannya amat berirama dengan nada naik-turun yang dibunyikan secara beraturan. Selain itu, suara ngerol yang dibunyikannya memiliki nada yang pendek dan terdengar secara terus-menerus dengan durasi sekitar setengah menitan.



    Komentar

    Tampilkan

    Bersama Menjaga Warisan Kita

    Dukung Congkasae agar terus hidup dan tumbuh sebagai suara budaya Manggarai.

    Kenapa Kami Butuh Dukungan?

    Congkasae.com hidup dari semangat dan cinta pada budaya. Tapi kami juga perlu dana untuk membayar penulis lokal, mengembangkan situs, dan mendokumentasikan cerita-cerita budaya kita.

    Donasi Sekali atau Rutin

    Atau transfer langsung:

    • BRI 472001001453537 (a.n. Congkasae)
    QRIS

    Pasang Iklan atau Kerja Sama

    Kami membuka kerja sama dengan UMKM, NGO, sekolah, atau pemerintah daerah untuk iklan, pelatihan, dan proyek kolaboratif.

    Kontak Kami Langsung

    Kata Mereka

    "Saya senang bisa mendukung media yang memperjuangkan akar budaya Manggarai." – Julius, diaspora di Jakarta
    "Congkasae adalah media yang dekat dengan hati kami di Manggarai." – Frans, guru di Ruteng