- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Harga Jual Terjun Bebas, Petani di Flores Potong dan Bakar Tanaman Vanili

    congkasae.com | Editor: Antonius Rahu
    19 September, 2023, 11:50 WIB Last Updated 2023-09-19T05:02:01Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     

    Harga Jual Terjun Bebas, Petani di Flores Potong dan Bakar Tanaman Vanili

    [Congkasae.com/Kereba] Para petani Vanili di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur tengah gusar lantaran dihadapkan dengan persoalan harga jual komoditas tersebut yang menurun drastis.


    Rofina Luen, warga Cecer , desa Liang Ndara kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat merasa kesal lantaran komoditas Vanili yang dipeliharanya sejak beberapa tahun hanya dihargai Rp.3000/kg.


    Ia merasa kecewa lantaran harga tersebut sangat jauh bila dibandingkan dengan harga yang dibeli para tengkulak di tahun-tahun sebelumnya.


    "Dulu kami tanam banyak, sekali panen bisa ratusan kilo kalau diuangkan bisa jutaan rupiah tapi harga tiba-tiba jatuh sampai tiga ribu rupiah saja,"kata Rofina mengutip Floresgenuine Selasa (19/9).


    Tak kuat menahan amarahnya Rofina memotong dan membakar tanaman vanili di kebunnya lantaran biaya produksi dan harga jual yang terpaut amat jauh.


    Rofina mengaku saat ini pihaknya hanya menyisahkan sedikit tanaman vanili di kebun miliknya, ia mengatakan proses pemeliharaan tanaman rambat itu sangat rumit sementara harga jualnya terjun bebas.


    Masalah yang menghantui petani Vanili rupanya ibarat hama pada tanaman Kakao yang tak kunjung habisnya.


    Pasalnya jika harga jual komoditas itu meningkat, maka persoalan yang kerap menghantui para petani adalah kasus pencurian buah vanili yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.


    Sementara proses untuk menghasilkan buah vanili yang baik harus melewati tahapan yang panjang dan rumit salah satunya harus setia mengawinkan tanaman itu ketika berbunga.


    Untuk kondisi tersebut Petrus Leten, seorang petani vanili asal kampung Mbore, Desa Tondong Belang menyebut dirinya sebagai petani brutal lantaran membudidaya tanaman tersebut tanpa mengikuti teknik budidaya yang benar.


    "Kami ini petani brutal, selama ini kami asal tanam saja, mau tumbuh atau tidak tergantung alam,"ujarnya.


    Ia mengaku memiliki luas lahan sebesar 1 hektar untuk tanaman vanili, namun karena minimnya pengetahuan soal teknik budidaya yang benar sehingga produktivitas tanaman vanilinya tak sebanding dengan luas lahan.


    Ia hanya mengandalkan teknik budidaya vanili yang diwariskan oleh kedua orang tuanya tanpa melibatkan pihak lain seperti Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).


    "Petugas PPL ada di setiap desa tapi mereka tidak pernah memberikan penyuluhan tentang teknik budidaya tanaman. Bahkan ketika kita tanya soal cara mengatasi hama penyakit, mereka malah bingung dan tidak bisa menjawab. Paling-paling mereka suruh kami beli ini dan itu, tapi tidak pernah beritahu bagaimana cara budidaya atau cara pengatasi hama penyakit yang menyerang tanaman. Mereka paling hanya datang untuk ambil data lalu pergi,” ujar Leten dengan nada kecewa.



    Komentar

    Tampilkan