[Congkasae.com/Kereba] Warga desa Norabelen, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur merasa khawatir dengan aliran lava pijar gunung Lewotobi yang mengarah ke pemukiman warga.
Kekhawatiran itu muncul setelah melihat aliran lava pijar yang mengarah ke pemukiman mereka sejak 4 hari terakhir.
"Tiap malam aliran lava pijar terus mengarah ke area pemukiman, kami cemas,"ujar Leo Kwuta, seorang warga desa Norabelen, kecamatan Ile Bura yang dihubungi Jumat kemarin.
Meski telah diperintahkan untuk mengosongkan desa tersebut pasca eruspi gunung Lewotobi laki-laki, namun Leo dan beberapa orang warga lain enggan meninggalkan rumah mereka.
Hal tersebut, kata Leo, terjadi lantaran harus menjaga ternak mereka di kampung Norabelen serta rumah mereka.
Kendati demikian seluruh anggota keluarganya telah mengungsi ke desa lain untuk menyelamatkan diri.
"Sesekali kami kunjung keluarga di lokasi pengungsian setelah itu balik lagi ke sini,"tambahnya.
Hanya tersisah beberapa orang pria termasuk Leo yang masih memilih bertahan di desa mereka sementara gunung Lewotobi masih terus memuntahkan lava pijar yang meluncur ke sisi timur laut gunung itu dan mengarah ke perkampungan mereka.
Aliran lava pijar gunung Lewotobi laki-laki memang mengarah ke sisi timur laut dari puncak kawah sejak beberapa hari terakhir.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Anselmus Bobyson mengatakan sejak beberapa hari terakhir gunung Lewotobi intens mengeluarkan lava pijar yang meluncur ke sisi timur laut gunung api itu.
"Teramati guguran lava meluncur 2000 meter ke sisi timur laut gunung,"kata Ansel.
Untuk itu Ansel meminta warga yang berada dalam zona merah untuk segera mengosongkan perkampungan mereka untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa akibat paparan gas beracun gunung Lewotobi.
Imbauan serupa juga diutarakan Plt BPBD Kabupaten Flores Timur Ahmad Duli, yang meminta warga sekitar untuk segera meninggalkan perkampungan mereka dan segera mengungsi ke tampat yang lebih aman.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,"pinta Duli.