Kebakaran di Ruteng yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan menjadi catatan penting soal mitigasi bencana kebakaran kabupaten Manggarai yang dinilai publik belum siap.
[Congkasae.com/Kereba] Kebakaran hebat menghanguskan rumah salah seorang warga di kelurahan Pitak, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai pada Minggu 4 Mei 2025 kemarin.
Kebakaran tersebut terjadi di tengah guyuran hujan lebat, dan menyebabkan seisi rumah milik Fidelis Ntelok ludes terbakar.
Kepala kelurahan Pitak Libertus Mario Ngarung mengatakan kebakaran tersebut mengakibatkan 1 orang anak dari Fidelis Ntelok meninggal dunia.
Ia mengatakan peristiwa tersebut bermula dari istri Fidelis yang meninggalkan rumah pada Minggu petang untuk mengambil uang di mesin ATM.
"Saat itu dua orang putranya sedang tertidur di rumah,"kata Lurah Pitak dalam keterangannya Minggu 4 April 2025 petang.
Sesaat kemudian istri Fidelis mendengar informasi dari warga yang menyebut jika rumahnya terbakar api.
Ia lantas kembali ke rumahnya dan didapati kobaran api sudah membesar dan melalap seisi rumahnya.
"Pada saat kejadian kakak korban sempat bangun dan menyelamatkan diri sayangnya dia lupa membangunkan adiknya yang tengah tertidur,"katanya.
Akibatnya seorang anak yang masih berusia 5 tahun meninggal dunia di lokasi kejadian sebelum akhirnya petugas pemadam kebakaran (Damkar) dan 1 unit kendaraan watercanon dari polres Manggarai berhasil menjinakkan api.
Salah seorang saksi mata mengatakan kobaran api pertama kali terlihat dari sudut rumah milik Fidelis.
"Api kian membesar dan kami tidak tahu kalau masih ada anaknya om Fidelis di dalam rumah,"katanya kepada congkasae.com Senin 5 April 2025.
Ia mengatakan fokus utama warga sekitar setelah melihat kobaran api yang kian membesar adalah memadamkan api agar tidak menjalar ke rumah tetangga sekitar.
Namun sayangnya warga tak sempat menyelamatkan seorang bocah yang terperangkap di dalam rumah yang berujung pada kematian korban.
Polisi yang tiba di lokasi kejadian beberapa saat setelah api dipadamkan langsung memasang garis polisi di tempat kejadian, sementara jenazah langsung dibawa ke RSUD dr Ben Mboi Ruteng untuk dilakukan proses visum sebelum akhirnya kembali diserahkan ke pihak keluarga.
Kepala kelurahan pitak menduga bahwa kebakaran tersebut dipicu oleh hubungan pendek arus listrik.
Kebakaran di kelurahan Pitak yang menelan korban jiwa seorang bocah menuai sorotan publik terutama soal kinerja petugas pemadam kebakaran (Damkar) kabupaten Manggarai yang dituding lamban dalam merespons kasus kebakaran.
Seorang pengguna media sosial dengan nama akun Paul Ema Ebok menulis jika insiden kebakaran yang terjadi di beberapa tempat dalam wilayah kota Ruteng belakangan ini menjadi pertanda bahwa kesiapsiagaan dalam menghadapi musibah kebakaran belum dijadikan kekuatan utama oleh pemerintah kabupaten Manggarai.
"Dua kejadian (terakhir) ini menyisahkan luka yang mendalam di Karot rumah ludes terbakar saat kendaraan Damkar tiba terlambat, di kelurahan pitak lebih tragis lagi seorang anak berusia 3 tahun menjadi korban,"kata Ema.
Ia mengatakan dua peristiwa kebakaran terakhir itu mengisyaratkan hal penting terutama soal mitigasi bencana kebakaran di Manggarai yang belum siap.
"Apakah Damkar Manggarai benar-benar memiliki sistem jaga 24 jam, apakah para ketua RT/RW atau lurah sudah dibekali akses cepat seperti nomor darurat Damkar yang aktif dan responsif?"kata Ema.
Ia mengatakan diperlukan evaluasi yang menyeluruh perihal mitigasi bencana kebakaran yang ada di Manggarai untuk menekan jatuhnya korban jiwa.
Sementara pengguna facebook lain menyoroti kinerja petugas Damkar yang lebih responsif jika diundang oleh instansi lain termasuk oleh salah satu sekolah di kota Ruteng ketimbang memadamkan kobaran api di rumah warga yang menjadi tugas pokok mereka.
"Hoos Damkar Manggarai so eme semprot anak sekolah poli ujian manga waktu, woko terjadi kebakaran bao ga toe manga waktu,(inilah Damkar Manggarai kalau semprot anak sekolah sehabis ujian ada waktu kalau jarjadi kebakaran tidak ada waktu,"tulis akun atas nama Ofan Sare dalam postingan di group Forum Rakyat Peduli Manggarai yang anggotanya puluhan ribu.
Postingan tersebut menunjukan foto mobil Damkar yang dikerumuni oleh anak sekolah dimana petugas damkar memegang selang yang menyemburkan air dan diarahkan ke kerumunan anak sekolah.
Foto tersebut diduga diambil di sebuah lembaga pendidikan menengah di dalam kota Ruteng beberapa waktu lalu.
Deddi Texas membandingkan kinerja petugas Damkar di pulau Jawa yang begitu responsif menangani kasus kebakaran,"sementara di Manggarai api sudah padam baru mereka datang,"tulis Deddi.
Menanggapi insiden kebakaran tersebut Bupati Manggarai Hery Nabit langsung mengeluarkan instruksi dan himbauan kepada warganya untuk menekan terjadinya peristiwa serupa.
"Setiap keluarga harus memperhatikan dan membenahi kembali jaringan listrik di rumah masing-masing, termasuk rumah yang menjadi tempat pemondokan atau rumah kost bagi pelajar/mahasiswa,"kata Hery Nabit dalam imbauannya.
Ia mengatakan pembenahan jaringan listrik juga dihimbau untuk dilakukan pada berbagai tempat usaha kecil dan menengah, seperti kios, bengkel, barber shop, dan lain-lain.
"Terutama yang terbuat dari bangunan semi permanen,"katanya.
Selain itu, para orang tua dan keluarganya juga selalu melakukan pengawasan terhadap anak-anak, terutama pada anak yang masih membutuhkan pengawasan langsung.
BACA JUGA
Rabies di Ruteng, Anjing yang Bebas Berkeliaran Picu Lonjakan Kasus
Sanksi 20 Batako di SMAN I Poco Ranaka Dinilai Tidak Tepat Sasaran
Polemik Proyek Geotermal Poco Leok, Masyarakat Terbelah Kedalam Dua Kubu
Kasus Sodomi oleh Pegawai Bank di Flotim, Aktivis Duga Jumlah Korban Lebih dari 8 Orang