Pemuda lokal yang disebutkan jadi pelaku dugaan pemalakan wisatawan di padang Mausui Manggarai Timur membantah pemberitaan tersebut dengan mengatakan tak ada pemalakan wisatawan yang ada hanyalah sumbangan sukarela kepada wisatawan atas kerja bakti perbaikan jalan masuk oleh pemuda setempat.
[Congkasae.com/Kereba] Sekelompok wisatawan domestik asal Jakarta dimintai sejumlah uang oleh warga lokal setempat ketika mengunjungi obyek wisata padang sabana Mausui di desa Watu Nggene, kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur, Flores.
Insiden tersebut diketahui setelah wisatawan tersebut mengunggah kejadian yang dialaminya ke akun tik tok pribadinya @vesmet_journey dan menjadi viral di media sosial.
Dalam videonya yang viral itu pemilik akun mengatakan dimintai sejumlah uang oleh pemuda setempat ketika mengunjungi padang Sabana Mausui yang dia kenal sebelumnya gratis.
Akan tetapi ia dimintai uang masuk sebesar Rp. 25.000 ketika hendak masuk ke lokasi wisata tersebut, selain meminta uang masuk, para pemuda ini juga disebut-sebut meminta uang tambahan sebesar Rp.300.000 jika hendak menerbangkan pesawat nir awak alias drone di obyek wisata tersebut.
Menanggapi pengakuan wisatawan tersebut kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto telah memanggil 7 orang pemuda setempat untuk dimintai klarifikasi terkait pengakuan wisatawan tersebut.
"Hasil klarifikasi bahwa yang bersangkutan memang meminta uang retribusi masuk area tersebut untuk kebersihan secara sukarela," kata Suryanto, Senin 16 Juni 2025.
Ia mengatakan para pemuda desa setempat sebelumnya ikut melakukan kerja bakti berupa perbaikan akses masuk ke lokasi wisata yang terkenal itu.
Menurut Suryanto, para pemuda yang ikut memperbaiki jalan tersebut lantas meminta retribusi kepada para wisatawan yang hendak masuk secara sukarela.
"Permintaan retribusi untuk penggantian perbaikan jalan masuk yang mereka perbaiki karena sebelumnya sudah terputus serta tidak bisa dilalui kendaraan," jelas Suryanto.
Doni salah seorang pemuda yang turut dimintai klarifikasi di polres Manggarai Timur itu membantah pemberitaan soal adanya kegiatan pungutan liar di obyek wisata padang Sabana Mausui.
"Tidak ada pungli yang dilakukan oleh masyarakat setempat,"kata Doni dalam video klarifikasinya di polres Manggarai Timur.
Ia mengatakan maksud dan tujuannya meminta para wisatawan uang tambahan jika menerbangkan drone di lokasi wisata tersebut sebagai bentuk larangan agar para wisatawan tidak menerbangkan drone lantaran mengganggu satwa di lokasi itu.
"Karena kalau drone tetap digunakan maka hewan tersebut akan ketakutan dan terganggu,"ujarnya.
Ia menjelaskan para pemuda lokal setempat tidak pernah menerima uang sebesar Rp.300.000 dari wisatawan tersebut.
Ia juga membantah kabar soal adanya setoran ke oknum tertentu termasuk ke para penegak hukum dibalik aktivitas yang mereka lakukan di padang Mausui.
"Tidak ada setoran dengan jumlah tertentu baik kepada pemerintah maupun kepada aparat penegak hukum,"ujarnya.
Kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto mengatakan uang retribusi yang dikumpulkan dari para wisatawan tersebut digunakan para pemuda lokal setempat untuk memperbaiki jalan masuk ke obyek wisata tersebut.
Ia mengatakan aktivitas perbaikan jalan dan penarikan retribusi yang dilakukan 7 orang pemuda yang dipanggil penyidik murni atas inisiatif pribadi.
"Mereka melakukan hal tersebut di atas tanah ulayat suku mereka,"ujar Suryanto.
Para pemuda tersebut, lanjut Suryanto, hanya diberikan imbauan persuasif dari aparat untuk tidak mengulang lagi perbuatannya.
"Statusnya kami hanya memberikan imbauan saja, persuasif," kata dia.