"Dari kacamata budaya Manggarai kelahiran Yesus merupakan Ata Peang dan ata one" Pater Marsel Barus O,Carm ketua provinsial Ordo Carmel untuk Indonesia Timur.
[Congkasae.com/Pojok Rohani] Momen perayaan Natal di gereja paroki Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus Mbata berlangsung khidmat.
Ribuan umat paroki tampak memadati gereja sejak pukul 18:00wita untuk mengikuti misa Vigily Natal pada Kamis 24 Desember 2025.
Meski perayaan misa sedikit mengalami keterlambatan lantaran perayaan misa di stasi Watu Mingan namun ribuan umat tampak antusias mengikuti perayaan misa.
Dalam homilinya ketua Provinsial ordo Carmel untuk Indonesia Timur Pater Marsel Barus O,Carm mengatakan Natal yang memperingati kelahiran Yesus juga memiliki korelasi dengan budaya kelahiran orang Manggarai.
"Kalau kita orang Manggarai ketika bayi baru lahir maka harus membunyikan sesuatu (entap banggang) sembari bertanya ata peang ko ata one,"kata pater Marsel.
Iya mengatakan jika bayi yang baru lahir itu berjenis kelamin Laki-Laki maka pihak yang berada dalam kamar tempat persalinan akan menjawab ata one.
"Tapi kalau yang lahir berjenis kelamin perempuan maka mereka akan menjawab ata pe'ang,"ujarnya.
Ia mengatakan budaya entap banggang sejak bayi baru dilahirkan menjadi pertanda posisi kedudukan manusia di hari-hari selanjutnya.
"Ata one yang disandang seorang laki-laki akan mewarisi harta kekayaan dalam keluarga,"ujarnya.
Sementara ata peang yang disandang perempuan nantinya akan keluar dari rumah dan mengikuti klan keturunan suaminya.
"Pertanyaannya bagaimana dengan Yesus? Dalam hal ini Yesus adalah ata peang dan ata one dalam budaya Manggarai,"ujarnya.
Kondisi itu ujar Pater Marsel, menggambarkan misi utama kedatangan Yesus yang merupakan inkarnasi Allah.
"Sebagai ata one kelahiran Yesus membawa penebusan bagi kita yang percaya,"ujarnya.
Sementara sebagai ata pe'ang kelahiran Yesus membawa penebusan kepada seluruh umat manusia.
Kendati demikian budaya entap banggang dalam ritus kelahiran orang Manggarai kian pudar ditelan perubahan zaman.
"Kalau sekarang kebanyakan anak kita lahir di puskesmas atau rumah sakit, yang membawa implikasi terhadap budaya entap banggang,"katanya.






