Dalam Kurun Waktu 2020 hingga 2025 sebanyak 6 kapal pengangkut wisatawan dilaporkan tenggelam di perairan Taman Nasional Komodo, 1 Kapal lagi terlibat kematian penumpang lantaran jatuh dari skoci kapal.
[Congkasae.com/Wisata] Kapal pengangkut wisatawan yang beroperasi di Taman Nasional Komodo kembali mengalami kecelakaan pada Rabu 14 Mei 2025 kemarin setelah karam menerjang karang.
Koordinator Pos SAR Manggarai Barat Edy Suryono mengatakan Kapal wisata KM Wifil Putra 01 itu mengangkut 14 wisatawan mancanegara ditambah satu nahkoda kapal ketika insiden terjadi.
"Jumlah keseluruhan (penumpamg) kurang lebih 15 orang (14 wisman dan 1 guide),"ujar Edy dalam keterangan resminya Rabu 14 Mei 2025.
Ia mengatakan kecelakaan tersebut dipicu oleh kesalahan proses navigasi kapal oleh nahkoda yang memicu insiden yang lebih buruk dimana kapal menabrak batu karang.
"Kapal menabrak batu karang dan kandas,"katanya.
Kapal yang mengangkut wisatawan mancanegara itu sejatinya akan kembali ke Pulau Lombok usai mengadakan kunjungan wisata ke Taman Nasional Komodo.
Meski demikian kapal yang akan segera kembali mengalami kecelakaan ketika kapal memasuki selat Padar, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.
Beruntung para penumpang segera ditolong oleh kapal wisata lain yang tengah berlayar di sekitar lokasi sebelum akhirnya diselamatkan regu tim SAR pos Labuan Bajo.
Koordinator Pos SAR Manggarai Barat Edy Suryono mengatakan saat ini para penumpang kapal telah dievakuasi ke Labuan Bajo.
"Tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut,"kata Edy.
Kendati demikian kepala seksi keselamatan pelayaran penjagaan dan KSOP Labuan Bajo Maksi Mui mengatakan akan segera memanggil kapten kapal untuk dimintai keterangan perihal insiden kecelakaan yang terjadi.
"Kita akan panggil kapten kapal untuk dimintai keterangan,"kata Maksi.
Sebelumnya kecelakaan kapal yang sama juga terjadi di perairan Taman Nasional Komodo yang menimpa KM Budi Utama setelah kapal terseret dalam arus air yang sangat deras yang memicu insiden tengelamnya KM Budi Utama.
15 orang penumpang berhasil diselamatkan dari insiden kecelakaan tersebut, akan tetapi masalah lain muncul setelah otoritas terkait menemukan adanya pelanggaran dalam prsoses angkut penumpang kapal tersebut.
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto kepada Antara mengatakan terdapat perbedaan data manifest penumpang yang diangkut oleh KM Budi Utama dan data penumpang riil yang diangkut di lapangan.
Hal tersebut, kata Stephanus, terjadi lantaran dua kapal yang berada dalam satu manajemen yang sama yakni KM Budi Utama dan KM Senada Phinisi menukar penumpang ketika hendak berlayar.
"Pada saat berlayar dipindahkan, jadi bukan penumpang tidak ada dalam manifes, tapi manifes di kapal yang satu, namun tetap ada kesalahan di situ," jelasnya.
Insiden tersebut dianggap serius oleh otoritas terkait lantaran melanggar peraturan (PP) Nomor 31 tentang Penyelenggaraan Kelayaklautan Kelautan Kapal.
Atas kelalalian itu Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo menjatuhkan sanksi administratif kepada kapten KM Budi Utama berupa pembekuan ijazah selama setahun.
Dalam 5 tahun terkahir sejak 2020 silam setidaknya telah terjadi 7 kali insiden kecelkaan kapal yang mengangkut wisatawan di Taman Nasional Komodo.
Pada 4 Januari 2020, KM Aditya yang mengangkut 9 orang penumpang tenggelam di sekitar perairan pulau Bidadari, pemicu kecelakaan akibat cuaca buruk dan kapten kapal tak memiliki lisensi.
Pada 22 Juli 2023 kecelakaan yang sama juga menimpa KM Teman Baik setelah kapal yang mengangkut 9 orang wisatawan asal Malaysia tenggelam di perairan Pantai Pink kawasan Taman Naisonal Komodo.
Dalam kecelakaan kali ini para nahkoda kapal juga tak memiliki lisensi beralyar.
Masih pada tahun yang sama tepatnya pada 17 Juli 2023 insiden serupa juga menimpa KM Kaia yang dilaporkan mengalami kecelakaan pada satu orang penumpang yang terjatuh dari skoci kapal yang mengakibatkan satu orang wisatawan Alex Susanto Salim meninggal dunia.
Pada 11 Juli 2023 KM Dragonet yang mengangkut 18 orang penumpang juga dilaporkan tenggelam setelah Kapal mengalami kerusakan pada bagian kemudi.
Kecelakaan tersebut terjadi di perairan pulau Komodo, syukur tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Pada 20 Mei 2023 kapal KM Lalong Koe yang tengah mengangkut 12 orang penumpang mengalami insiden serupa setelah kapal dihantam angin kencang dan gelombang tinggi di perairan Batu Tiga Labuan Bajo. syukur tak ada korban jiwa dalam insiden kali ini.
Selain itu pada 22 Juni 2024 insiden kapal tenggelam menimpa KM Budi Utama yang dilaporkan tenggelam di sekitar perairan selatan pulau padar.
Kapal yang mengangkut 13 orang wisatawan itu tenggelam dalam arus air laut yang begitu kencang.
Insiden ini berakibat pada sanksi administratif kepada nahkoda kapal berupa pembekuan ijazah selama setahun.
Insiden kecelakaan terbaru yakni tenggelamnya KM Wafil Putra 01 yang terjadi dalam pelayaran menuju Lombok.
Insiden dipicu oleh kesalahan navigasi kapal oleh nahkoda yang berakibat pada insiden kapal menabrak batu karang dan tenggelam.
Dari deretan kasus kecelakaan kapal pengangkut wisatawan di perairan Taman Nasional Komodo tersebut dipicu oleh beberagam faktor.
Faktor cuaca buruk menyumbang dominasi utama pemicu kecelakaan disusul faktor kelalaian para nahkoda kapal termasuk kapal-kapal yang beroperasi tanpa adanya prosedur kelaiayakan kapal.
Selain itu beberapa kasus ditemukan adanya kapten kapal yang mengoperasikan kapal tanpa adanya dokumen berupa lisensi berlayar yang aktif.
Di sisi lain upaya pemerintah dalam menggenjot pariwisata di Taman Nasional Komodo terus dilakukan.
Sayangnya upaya tersebut tak dibarengi dengan persiapan uji kelaiakan kapal sebagai moda transportasi utama menuju kawasan Taman Nasional Komodo.
BACA JUGA
Penyelundup Satwa Komodo di BTNK Sudah Lama Beroperasi, Mengapa Tak Terendus Petugas?
Sengkarut Tarif Masuk di Taman Nasional Komodo, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Rusa di TN Komodo Diselundupkan ke Sape NTB, Benarkah Ada Orang Dalam?