- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Porang, Si Umbi Ajaib: Peluang Emas dari Lahan Kering NTT

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    08 Mei, 2025, 15:21 WIB Last Updated 2025-05-08T08:44:46Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Porang, Si Umbi Ajaib: Peluang Emas dari Lahan Kering NTT


    "Teknik Budidaya Porang yang baik akan mempengaruhi kualitas dan berat umbi porang yang dihasilkan,"kata ketua Departemen Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian dan  Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr. Edi Santosa

     [Congkasae.com/Sipi Sopok] Di tengah keterbatasan lahan produktif dan cuaca ekstrem yang menjadi tantangan pertanian di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah peluang emas tersembunyi mulai dilirik porang. 


    Porang tanaman umbi-umbian ini, yang dulunya dianggap liar dan tidak bernilai, kini menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi berkat kandungan glucomannan yang bermanfaat bagi industri pangan, farmasi, dan kosmetik.


    Porang (Amorphophallus muelleri) merupakan tanaman umbi yang tumbuh baik di daerah tropis. 


    Kandungan utamanya, glucomannan, adalah serat larut yang sangat diminati industri, terutama di Jepang dan Tiongkok. 


    Glucomannan digunakan sebagai bahan dasar mie shirataki, bahan pengental makanan, serta dalam produk pelangsing dan kosmetik. 


    Permintaan global terhadap porang terus meningkat, menjadikannya komoditas strategis nasional.

    Hal tersebut terjadi menyusul harga jual tanaman ini yang mulai membaik dari tahun-tahun sebelumnya.


    Berdasarkan data yang dihimpun dari beberapa sumber menyebutkan harga jual 1kg porang dari tangan petani saat ini berkisar antara Rp.6.000 hingga Rp.7.000.


    Harga tersebut cendrung stabil apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bergerak dari angka Rp.2000/kg.


    Membaiknya harga komoditas Porang di Manggarai Raya mendorong banyak petani untuk membudidaya tanaman porang di wilayah Manggarai Raya.


    Meski demikian dibutuhkan teknik budidaya khusus agar tanaman khas yang sebelumnya tumbuh liar di hutan ini bisa memberikan hasil panen yang maksimal.


    Terkait dengan hal tersebut ketua Departemen Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian dan  Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr. Edi Santosa mengatakan tanaman porang sangat mudah untuk ditanam.


    "Porang ini juga bisa tumbuh dengan baik meski tidak diberi perawatan khusus,"kata Prof. Edi kepada jurnalis Kompas.com Kamis 8 Mei 2025.


    Kendati demikian, Edi mengatakan diperluhkan teknik khusus agar umbi porang tumbuh maksimal dengan kualitas terbaik.


    Di sisi lain Misrudin Dosen sekaligus Koordinator Departemen Sosial Himpunan Alumni (HA) Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB University mengatakan pada prinsipnya tanaman porang akan tumbuh subur di atas ketinggian 400 mdpl.


    "Penanaman di bawah ketinggian 400mdpl itu dibutuhkan teknik modifikasi lingkungan yang khusus karena rawan terhadap kekeringan,"kata Misrudin.


    Berikut beberapa teknik khusus budidaya tanaman porang.


    Pemilihan Bibit Porang yang Baik

    Agar menghasilkan umbi porang yang baik, pemilihan bibit merupakan faktor kunci dan sangat berpengaruh.


    Secara umum teknik pembibitan tanaman porang dilakukan dengan tiga cara yakni menanam umbi porang yang masih berukuran kecil, bulbil yakni umbi yang tumbuh di pangkal dan ketiak daun, merupakan benih vegetatif. dan menanam biji katak yakni Biji porang dihasilkan dari proses generatif, yaitu melalui pembuahan bunga dan pembentukan buah.


    "Tiga teknik penanaman ini sangat menentukan cepat atau lambatnya masa panen porang,"kata Hendrikus Saka salah seorang petani porang di desa Rana Mbata, kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur.


    Menurut Hendrikus, jika menanam biji katak maka diperluhkan waktu yang relatif lama untuk memanen umbi porang.


    "Biasanya kalau saya tanam porang dari biji katak itu waktu panennya bisa sampai 3 tahun baru bisa dipanen,"katanya.


    Hal tersebut akan berbeda jika bibit porang diambil dari umbi yang berukuran kecil, lantaran dapat mempersingkat waktu pemeliharaan hingga porang dipanen.


    "Kalau hanya tanam umbi yang berukuran kecil biasanya hanya butuh waktu satu hingga dua tahun saja porang sudah bisa dipanen dengan bobot di atas 2 kg per umbi,"katanya.


    Tanah Harus Digembur

    Sebelum bibit porang ditanam, persiapan lahan sebagai media tanam menentukan kualitas dan hasil panen kelak.


    Terkait dengan hal tersebut Prof Edi menyarankan para petani porang untuk betul-betul mempersiapkan lahan dengan baik sebelum menanam bibit porang.


    "Tanahnya itu harus diolah digemburkan terlebih dahulu sebelum ditanam,"katanya.


    Ia mengaku telah melakukan eksperimen terkait teknik menanam porang ini, dari hasil eksperimen tersebut kulitas umbi porang sangat ditentukan oleh kualitas tanah.


    "Karena begini kalau tanahnya itu padat, kondisi porang yang dihasilkan itu cendrung gepeng dan kecil,"katanya.

    cetak baliho sambut baru di manggarai (1)


    Akan tetapi hasil umbi porang akan terlihat berbeda jika tanaman porang ditanam di atas lahan dengan kondisi tanah yang digembur.


    "Kalau porang ditanam di lahan yang tanahnya gembur itu umbi porangnya itu bulat seperti bola,"ujarnya.


    Kondisi porang yang bulat tentu saja akan lebih berat daripada umbi porang yang gepeng hal tersebut juga berpengaruh pada berat akhir umbi porang.


    Penanaman Bibit Porang Jangan Terlalu Dalam

    Hal berikutnya yang turut mempengaruhi kualitas tanaman porang adalah teknik menanam benih porang.


    Pasalnya meskipun faktor pertama yakni persiapan lahannya sudah baik namun teknik penanamannya keliru maka hal tersebut tak akan berdampak besar dan malah menyulitkan tanaman untuk berkembang.


    Menurut Prof Edi, tanaman porang hanya memerluhkan beberapa centi meter saja di dalam tanah untuk bisa tumbuh cepat dan maksimal.


    "Soalnya saya pernah coba (buat eksperimen) teknik menanam mulai dari kedalaman 30centi, 20 centi dan 10centi, itu yang paling baik kedalaman anatara 15cm sampai 10cm,"katanya.


    Ia mengatakan hasil umbi porang akan maksimal apabilah kedalaman tanam benihnya antara 10cm hingga 15cm dari permukaan tanah.


    Porang Harus Diberi Pupuk

    Meski tanaman porang awalnya tumbuh liar di hutan, akan tetapi tanaman ini memerlukan nutrisi agar dapat tumbuh maksimal dengan kualitas umbi yang baik.


    Hal tersebut disarankan ketua  Departemen Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian dan  Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr. Edi Santosa.


    Menurut Edi, pupuk kandang merupakan jenis pupuk yang paling ideal digunakan lantaran mudah terurai dalam tanah dengan kondisi minim dampak jangka panjang.


    "Karena memang tanaman hutan itu membutuhkan kondisi tanah yang susbur secara fisik, subur secara kimia, subur secara biologis,"katanya.


    Terkait dengan teknik pemupukan itu, Edi menyarankan para petani untuk memupuk dengan cara yang tepat demi memberikan kualitas porang yang maksimal.


    "Jadi diberi pupuk kandang di bagian atas umbi lalu ditutupi tanah,"katanya.


    Bersihkan Gulma yang Tumbuh di Sekitar Porang

    Teknik berikutnya adalah melakukan penyiangan terhadap tanaman liar khususnya rumput dan alang-alang yang tumbuh di sekitar tanaman porang.


    Tanaman alang-alang yang tumbuh subur di sekitar tanaman porang akan memperlambat proses pertumbuhan tanaman porang.


    "Apalagi kalau ada alang-alang itu harus dicabut karena akarnya alang-alang itu bisa nembus ke umbi porang,"katanya.


    Penanganan Hama Penyakit Porang

    Meski tumbuh liar di hutan, akan tetapi di beberapa tempat para petani porang menghadapi kondisi tanaman porang yang tiba-tiba mati lantaran diserang jamur.


    Akibatnya umbi porang mengalami pembusukan yang mengakibatkan timbulnya kerugian bagi para petani.


    “Penyakit utama tanaman porang adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii dan bercak daun Cercospora sp. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terpadu dengan mengintegrasikan pengendalian mekanis, pemanfaatan pestisida nabati dan musuh alami,” kata  Misrudin Dosen sekaligus Koordinator Departemen Sosial Himpunan Alumni (HA) Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB University


    Hal tersebut diakui juga oleh ketua Departemen Agronomi dan Holtikultura Fakultas Pertanian dan  Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr. Edi Santosa.


    Menurutnya kondisi tanah yang cendrung lembab memicu tumbuhnya jamur yang memicu pembusukan umbi Porang.


    "Untuk mengatasi masalah tersebut para petani disarankan untuk menaburi fungisida bagi tanaman yang terkena jamur,"katanya.


    Potensi Porang di NTT

    Karakteristik wilayah NTT yang didominasi lahan kering, curah hujan terbatas, dan tekstur tanah yang cenderung berpasir ternyata justru cocok untuk budidaya porang. 


    Untuk mengubah potensi menjadi kenyataan, dibutuhkan strategi komprehensif seperti perlu adanya pelatihan intensif bagi petani tentang teknik budidaya, panen, dan pascapanen porang. 


    Selain itu peran pemerintah daerah yang harusnya bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga riset untuk menyediakan bibit unggul dan pendampingan teknis.


    Di sisi lain pemerintah desa juga perlu membentuk koperasi atau BUMDes yang fokus pada pengelolaan dan pemasaran porang dapat memperkuat posisi tawar petani. 


    Pemerintah juga perlu membuka akses ke pasar ekspor melalui kerja sama dengan eksportir dan pelaku industri.


    NTT bisa belajar dari daerah seperti Madiun (Jawa Timur) dan Enrekang (Sulawesi Selatan) yang sudah sukses mengembangkan ekosistem porang dari hulu ke hilir.


    Komentar

    Tampilkan