Kasus gigitan anjing Rabies meningkat drastis di Manggarai Timur, Pakar Epidemiologi kritik penanganan kasus yang tak tuntas dari Pemda setempat.
[Congkasae.com/Kereba] Warga Wejang Mawe, kecamatan Lamba Leda Timur, kabupaten Manggarai Timur dihebohkan dengan kematian SB setelah digigit anjing peliharaanya sendiri yang terpapar virus rabies.
Kejadian tersebut dibenarkan kepala desa Wejang Mawe Raymundus Sali, menurutnya SB digigit anjing peliharaanya sendiri pada bulan September 2025 silam.
"Karena digigit anjing sendiri ia tidak melakukan Vaksinasi Anti Rabies,"ujar Raymundus Sali yang dihubungi Sabtu 25 Oktober 2025.
Menurut Sali, hanya berselang beberapa minggu usai kasus gigitan tersebut SB mulai menunjukkan gejala sakit seperti sesak napas dan kejang-kejang.
"Akhirnya dia dirujuk ke RSUD Ruteng namun nyawanya tak tertolong,"kata Sali.
Ia meninggal dunia pada Sabtu 25 Oktober 2025 setelah berjuang melawan virus Rabies yang menggerogoti tubuhnya.
Kasus gigitan anjing rabies di Manggarai Timur pada beberapa tahun terbilang meningkat signifikan seiring pemberantasan Virus yang dilakukan pemerintah melalui penyediaan stok Vaksin Anti Rabies (VaR) di seluruh puskesmas.
Sekretaris dinas kesehatan Kabupaten Manggarai Timur Pranata Kristiani Agas sebelumnya mengatakan dalam periode 2023 hingga Juni 2025 kasus gigitan anjing Rabies di kabupaten itu sudah mencapai 5.239 kasus gigitan.
"Semuanya merupakan suspek atau terduga kasus gigitan anjing Rabies,"kata Agas di Borong.
Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur dr. Surip Tintin mengatakan sebetulnya pemerintah telah membentuk pusat pengendalian penyakit Rabies di kabupaten Manggarai Timur berupa Rabies Center di seluruh puskesmas di wilayah Manggarai Timur untuk mengatasi kasus rabies di kabupaten itu.
Ia mengatakan saat ini stok Vaksin Anti Rabies (VaR) sudah tersedia di seluruh puskesmas yang ada di kabupaten Manggarai Timur.
Di sisi lain pakar epidemiologi bidang mikrobilogi- epydemiology lulusan university Murdoc Western Australia drh. Maria Geong Ph.D dalam wawancara dengan congkasae.com mengatakan belum beranjaknya wabah rabies dari kabupaten Manggarai Timur lantaran penanganan yang belum tuntas dari pemerintah setempat.
"Ada 3 hal penting jika kita mau basmi wabah rabies itu secara total, pertama tindakan prefentif atau pencegahan, kedua penanganan kasus setelah ada kasus gigitan, dan vaksinasi massal terhadap hewan penular rabies, termasuk sosialaisasi kepada warga,"kata pakar epidemiolog drh Maria Geong, Ph.D.
Ia mengatakan berdasarkan aturannya vaksinasi terhadap hewan penular rabies itu dilakukan dengan cakupan di atas 70% dari total populasi dengan perlakuan dua kali vaksinasi selama setahun.
"Yang saya pertanyakan sekarang bagaimana dengan aturan vaksinasi HPR ini apakah sudah dijalankan pemkab Matim atau belum,"tanya Maria.
Ia menyayangkan kematian korban akibat kasus gigitan anjing rabies di Manggarai Timur yang disebutnya sebuah kekonyolan.
"Ini konyol sebetulnya, rabies itu bisa diatasi yang penting punya kemauan dari pemerintahnya, "terang Maria.
Selain cakupan vaksinasi kata Maria, hal lain yang sangat penting dilakukan untuk memberantas wabah rabies di Manggarai Timur saat ini adalah dengan melakukan penanganan kasus gigitan secara benar dan tuntas.
BACA JUGA
Rabies Belum Berakhir di Matim, Pakar Epidemiologi Kritik Penanganan Kasus yang Tak Tuntas
Digigit Anjing Sendiri, Bocah SD di Elar Selatan Matim Meninggal Dunia Karena Rabies
Epidemiolog Ingatkan Wabah Rabies di Flores Berakibat Fatal Jika Menjangkit Manusia




%20(1).webp)


