- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kapolres Sikka Akhirnya Minta Maaf Usai Sita Ratusan Liter Sopi

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    07 November, 2025, 10:04 WIB Last Updated 2025-11-07T03:09:08Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    produsen miras jenis sopi di Kota Komba Matim
    produsen miras jenis sopi di Kota Komba Matim Foto Antonius Rahu

    Kapolres Sikka melayangkan permintaan maaf kepada para pengrajin Sopi di Sikka usai anggotanya menyita 315 liter Sopi dari pusat produksi Sopi. Permintaan maaf disampaikan setelah tindakan penyitaan diprotes warga.

     [Congkasae.com/Kereba] Kapolres Sikka AKBP Bambang Sukeno akhirnya melayangkan permohonan maaf kepada masayarakat setelah anggotanya melakukan penyitaan ratusan liter minuman keras tradisional jenis Moke alias sopi dari tangan para pengrajin sopi di kabupaten itu.


    “Untuk semua petani moke yang ada di Maumere, apabila ada anggota kami yang ada kesalahan dalam bertindak pada saat melakukan penyitaan di TKP, saya sendiri sebagai Kapolres mohon maaf,” ungkap  Kapolres Sikka di  Aula Polres Sikka, Kamis (6/11) melansir Suara Sikka.


    Kapolres Sikka menegaskan bahwa pada prinsipnya aparat kepolisian tidak memiliki niat untuk menghentikan usaha-usaha produksi moke. 



    "Satresnarkoba, hanya melaksanakan penertiban minuman keras beralkohol tanpa izin edar,"ujar Bambang.


    Sebelumnya PMKRI Maumere menggelar aksi protes tindakan penyitaan ratusan liter moke dari pusat produksi minuman tradisional Moke di kabupaten Sikka.


    Presidium Gerakan Kemasyarakatan (Germas) PMKRI Maumere Johan De Brito Papa Naga menegaskan bahwa tempat-tempat produksi moke merupakan bagian dari mata pencaharian ribuan warga Kabupaten Sikka.


    “Bagi kami moke bukan sekedar alkohol. Moke tidak sama seperti narkoba. Moke adalah identitas budaya Sikka. Kalian jangan injak-injak budaya kami,” ujar dia tegas.


    Sebelumnya Satuan Reserse Narkoba Polres Sikka pada 1 November lalu mengadakan operasi penertiban minuman keras (Miras) jenis moke alias Sopi.


    Tak tanggung-tanggung para aparat langsung mendatangi sentra produksi Sopi di kabupaten Sikka seperti produksi moke milik PD di Jalan Kolombeke Kelurahan Nangalimang, kios depan Pura Waidoko milik AS di Kelurahan Kota Uneng, dan kios milik WY di Jalan Anggrek Perumnas Kelurahan Kota Uneng.


    Dari tiga lokasi tersebut polisi berhasil menyita 315 liter minuman keras (Miras) jenis Moke atau Sopi.


    Di Manggarai Timur Polisi yang menyita 210 liter Sopi dari tangan seorang perempuan dalam operasi di pasar inpres Borong dan terminal Borong juga menuai protes dari warga lokal yang menilai polisi tebang pilih dalam menertibkan minuman keras dan rokok ilegal.


    Selain itu tindakan penyitaan ratusan liter Miras tersebut juga disorot tokoh adat yang menganggap bahwa Sopi atau Moke telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat lokal.


    "Eme neho tae adak pe, hoo keta botol tombo, tuak tura, ini membuktikan bahwa leluhur kita orang Manggarai sudah sejak awal menggunakan sopi atau arak dan tuak sebagai alat komunikasi utama dalam setiap ritus adat,"ujar Tua adat di Manggarai Rofinus Nengko.


    Ia mengatakan dalam budaya Manggarai tuak atau sopi selalu digunakan sebagai media utama di samping ayam jantan, baik untuk berkomunikasi dengan roh para leluhur (wura agu ceki) maupun terhadap sesama.


    "Untuk acara hambor misalnya setelah dua kelompok masyarakat berseteru itu harus dilakukan dengan tuak hambor (sopi perdamaian),"ujarnya.


    BACA JUGA

    Tokoh Adat Minta Polisi Kaji Secara Mendalam sebelum Menertibkan Produsen Sopi di Manggarai Timur


    Ia mengatakan pada prinsipnya Sopi itu melambangkan persatuan tidak selalu dilabeli dengan hal-hal yang negatif.


    Untuk itu ia meminta aparat kepolisian untuk melakukan kajian mendalam sebelum memutuskan untuk menertibkan tempat usaha penyulingan sopi di Manggarai Timur.

    Komentar

    Tampilkan

    Bersama Menjaga Warisan Kita

    Dukung Congkasae agar terus hidup dan tumbuh sebagai suara budaya Manggarai.

    Kenapa Kami Butuh Dukungan?

    Congkasae.com hidup dari semangat dan cinta pada budaya. Tapi kami juga perlu dana untuk membayar penulis lokal, mengembangkan situs, dan mendokumentasikan cerita-cerita budaya kita.

    Donasi Sekali atau Rutin

    Atau transfer langsung:

    • BRI 472001001453537 (a.n. Congkasae)
    QRIS

    Pasang Iklan atau Kerja Sama

    Kami membuka kerja sama dengan UMKM, NGO, sekolah, atau pemerintah daerah untuk iklan, pelatihan, dan proyek kolaboratif.

    Kontak Kami Langsung

    Kata Mereka

    "Saya senang bisa mendukung media yang memperjuangkan akar budaya Manggarai." – Julius, diaspora di Jakarta
    "Congkasae adalah media yang dekat dengan hati kami di Manggarai." – Frans, guru di Ruteng