- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Educandulum educabile Catatan guru untuk orang tua murid

    congkasae.com | Editor: Antonius Rahu
    13 November, 2019, 15:50 WIB Last Updated 2019-12-19T09:41:36Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1


    *** Oleh Paul S Nokar***

    Menjadi guru sepintas memang dirasa sama dengan profesi-profesi  yang lainnya. Guru melaksanakan tugasnya mengajar untuk mendapatkan gaji.

    Mirip dengan profesi seorang pengemudi yang pekerjaannya jarang diperhitungkan tetapi sangat penuh resiko.

    Dalam kehidupan sosial masyarakat profesi guru mendapat banyak penilaian. Mulai dari cara berpakaian, tutur kata sampai gestur dan body language ketika berjalan.

    Sekali saja guru alpa diri menjalani norma (khusus) guru maka yang akan terjadi adalah gunjang-ganjing dan kasak-kusuk dongeng tak berujung yang akan menebar ke mana-mana.

    Makna profetis guru

    Kata guru berasal dari bahasa Jawa yakni singkatan dari kalimat diguguh lan ditiru (dicontoh dan diikuti).  Maka secara profetis guru memiliki peran lebih dalam kehidupan sosial masyarakat, yakni sebagai penghantar ilmu, sebagai contoh sikap, sebagai penerang dalam kegelapan (himne guru).

     Dalam dialektika Manggarai hanya ada dua profesi yang dipanggil dengan "tuang"; yakni tuang Pastor dan tuang Guru. Dalam tataran ini guru dihormati dan dihargai karena jasanya membentuk manusia menjadi berbudipekerti.

    Namun demikian seiring perkembangan jaman profesi ini menjadi sama dengan profesi lain yang tidak perlu mendapat perlakuan khusus.

    Didikan guru mulai ditelaah dengan berbagai macam teori kependidikan sekaligus dipasung dengan undang-undang yang tidak berpihak. Maka takayal ketika didikan seorang guru tidak sesuai dengan kaidah teori atau dinilai tidak sesuai undang undang maka tidak segan segan orangtua murid mempolisikan guru.

    Secara prosedural mungkin saja apa yang dilakukan itu benar, tetapi harus juga dipertimbangkan mulai dari karakter anak sampai budaya sosial yang ada.

    Teori pendidikan maupun undang-undang tidak dapat dengan serta Merta berlaku penuh untuk setiap kelompok masyarakat. Ada pertimbangan psycososio analisis yang membuat setiap teori dan undang-undang itu tidak diterapka Secara penuh.

    Contoh sederhana andai kata sekolah sekolah didaerah kita diterapkan sistem pendekatan SCL (student center learning) maka anak akan sulit dikendalikan dan tidak akan ada hasil belajar setiap harinya, karena karakter anak anak kita kalau dikasih kebebasan akan menjadi liar.

    Lalu apakah hasil belajar seperti ini yg diharapkan orangtua?

    Guru dituntut untuk membentuk aklak anak yg berbudipekerti dan salah satu metode pembentukan budipekerti adalah dengan hukuman. Ketika setiap bentuk hukuman tidak diterima orangtua murid maka apa yang harus dilakukan seorang guru ?

    Sebuah adagium Latin berbunyi "educabile, edicandulum" seorang guru pada akhir hanya mau mendidik anak yg mau didik. Yang lainnya akan dikembalikan kepada keluarga.
    Maka kemudian orangtua tidak bisa lagi menaruh harapan berlebihan untuk pendidikan anak, karena ketika orangtua murid berpegang pada teori dan undang-undang maka gurupun Demikian akan mengembalikan pendidikan mental dan karakter anak pada keluarga dan orangtua.
    *
    Penulis merupakan praktisi pendidikan saat ini tinggal di Surabaya
    Komentar

    Tampilkan

    Viral