- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Mengapa Danau Kelimutu di Flores Bisa Berubah Warna?

    congkasae.com | Editor: Antonius Rahu
    24 Mei, 2024, 14:40 WIB Last Updated 2024-05-24T07:40:46Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1
    Mengapa Danau Kelimutu di Flores Bisa Berubah Warna


    [Congkasae.com/Wisata] Danau Kelimutu yang menjadi bagian dari obyek wisata di pulau Flores dikabarkan mengalami perubahan warna dari hijau menjadi hitam kecoklatan.


    Perubahan warna tersebut terjadi pada kawah yang bernama Tiwu Ata Polo, yang mengalami perubahan warna dari hijau menjadi cokelat kehitaman.


    Berdasarkan hasil pantauan dari Balai Taman Nasional Kelimutu Pos Pengamatan Gunung Api, perubahan warna pada danau Kelimutu itu terlihat sejak 14 Mei 2024 silam yang berwarna hijau kebiruan.


    Namun memasuki tanggal 16 warna air di danau Tiwu Ata Polo berubah menjadi hijau yang berlangsung hingga 17 Mei 2024 menjadi hijau tua.


    Warna Hijau Tua itu bertahan hingga 20 Mei 2024 sebelum kembali mengalami perubahan warna menjadi Cokelat kehitaman pada 21 Mei 2024.


    Perubahan warna tersebut hanya terjadi pada kawah Tiwu Ata Polo sedangkan dua kawah lainnya yakni Tiwu Ata Bupu dan Tiwu Koofai Nuawmuri  tidak mengalami perubahan warna.


    Mengapa Bisa Berubah Warna?

    Kepala Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral Muhamad Wafid mengatakan perubahan warna pada danau Kelimutu bisa jadi akibat beberapa faktor atau penyebab.

    Perubahan Warna danau Kelimutu dari masa ke masa


    Ia merinci beberapa faktor tersebut diantaranya konsentrasi hujan yang tinggi di sekitar kawah yang dapat merubah komposisi air danau akibat dari pelarutan batuan sehingga membuat warna air kawah berubah warna menjadi kebiruan, kehijauan atau cokelat kehitaman.


    Selain faktor curah hujan, kata Wifid, faktor lain yang ikut mendorong terjadinya perubahan warna adalah terjadinya perubahan suhu pada permukaan kawah serta naiknya konveksi gas dari dasar kawah.


    Ia mengatakan diperluhkan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab terjadinya perubahan warna pada kawah Gunung Kelimutu.


    Ia mengatakan sebelumnya pada akhir 2018 hingga awal 2019 terjadi perubahan warna pada kawah Tiwu Ata Polo yakni dari hijau kebiruan menjadi hijau tua lalu kembali lagi menjadi hijau.


    Sementara itu menurut penjelasan dari Balai Taman Nasonal Kelimutu perubahan warna pada ketiga danau kawah itu terjadi akibat terjadinya reaksi kimia antara gas alam dari dalam perut bumi dengan air yang tertimbun di puncak kawah.


    Perubahan warna terjadi karena pengaruh dari mekanisme vulkanis di kawasan tersebut. Terjadi aktivitas vulkanis yang mendesak gas-gas di dalam bumi hingga keluar ke permukaan, gas itu bereaksi dan bercampur di danau dan menyebabkan perubahan warna air danau.


    Warna air pada kawah, terutama Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai, dipakai sebagai parameter penting dalam penentuan status aktivitas bencana. 


    Perubahan warna dari hijau menjadi putih menandakan meningkatnya aktivitas Gunung Kelimutu. 


    Perubahan warna ini tidak mempunyai pola yang jelas, tergantung aktivitas magmatic yang terjadi.


    Para ilmuwan dari Wesleyan University, Connecticut, melakukan survei geokimia pada danau dan menemukan bahwa air di setiap danau ditemukan berbeda secara kimia sehingga menghasilkan warna yang bervariasi.


    Danau Ata Mbupu adalah danau kawah volkanik sulfat-asam yang lebih aktif pada tahun 1970 an daripada sekarang, sedangkan Danau Ata Polo adalah danau asam-garam dan bersifat intermediate dalam aktivitas vulkanik. 


    Perubahan warna yang sering terjadi adalah karena perubahan dalam keadaan oksidasi air.


    Secara sederhana perubahan warna danau mirip dengan bagaimana warna darah terlihat melalui kulit kita. 


    Ketika terjadi kekurangan oksigen, air terlihat hijau seperti urat di pergelangan tangan. Demikian pula, ketika danau kaya oksigen, maka akan tampak merah atau kehitam-hitaman.


    Sejarah dan Mitologi Danau Kelimutu

    Keberadaan danau Kelimutu tak lepas dari seorang warga Belanda pada tahun 1915 yang pertama kali menemukan danau tiga warna di puncak gunung Kelimutu.


    Van Such Telen menjadi orang pertama yang menemukan tiga danau dengan warna berbeda yang belakangan dinamai danau Kelimutu itu.


    Kendati demikian Telen mengalami kendala ketika hendak memberitahukan warga sekitar tentang keberadaan tiga danau berwarna di atas puncak Kelimutu lantaran warna danau yang diberitahukan Telen sama dengan warna bendera Belanda yang kala itu menjajah Indonesia.


    Keindahan danau Kelimutu baru dikenal luas setelah pada 1929 keindahan danau tiga warna di puncak gunung Kelimutu itu dilukiskan dalam salah satu karya lukisan karya Y Bowman yang memicu banyaknya wisatawan yang berkunjung untuk menyaksikan keindahan alam danau Kelimutu.


    Kendati demikian di kalangan masyarakat lokal, keberadaan tiga danau yang memiliki warna berbeda itu tak terlepas dari mitologi kuno.


    Warga lokal sekitar beranggapan bahwa tiga danau yang memiliki warna berbeda itu merupakan tempat berkumpulnya roh atau jiwa-jiwa dari orang yang telah meninggal dunia.

    keindahan alam danau kelimutu di uang kertas pecahan 5000
    Keindahan alam danau Kelimutu pernah tergambar dalam uang kertas pecahan 5000 tahun emisi 1992


    Dikatakan ketiga danau itu memiliki nama tersendiri dalam masyarakat, kawah pertama bernama Tiwu Ata Mbupu yang diyakini sebagai tempat berdiamnya jiwa-jiwa orang yang meninggal dalam usia renta, orang-orang tua.


    Sementara kawah nomor dua dinamai Tiwu Nuwamuri Koofai yang menjadi tempat bersemayamnya jiwa-jiwa orang yang meninggal dalam usia muda.


    Sedangkan kawah ketiga bernama Tiwu Ata Polo menjadi tempat bersemayamnya jiwa-jiwa orang yang melakukan kejahatan semasa hidupnya.

    Komentar

    Tampilkan