- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pengakuan Mahasiswa Manggarai, Korban Intimidasi Doa Rosario di Tangsel

    congkasae.com | Editor: Antonius Rahu
    08 Mei, 2024, 09:52 WIB Last Updated 2024-05-08T02:56:20Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     
    Pengakuan Mahasiswa Manggarai, Korban Intimidasi Doa Rosario di Tangsel

    [Congkasae.com/Kereba] Untuk pertama kalinya mahasiswa yang menjadi korban pembubaran ibadat doa rosario di Tangerang Selatan berbicara kepada media setelah peristiwa yang mereka alami pada Minggu (5/5) lalu viral di media.


    NE salah seorang mahasiswi jurusan Sastra Inggris di Universitas Pamulang yang ikut dalam kegiatan doa rosario Minggu (5/5) malam mengatakan peristiwa tersebut bermula dari adanya upaya penghentian yang dilakukan D seorang oknum ketua RT setempat ketika proses peribadatan doa rosario mereka hendak selesai.


    “Pak RT [kemudian] datang dengan marah-marah membubarkan Doa Rosario dan berkata akan memanggil warga. Tidak lama kemudian Pak RT kembali datang bersama warga. Kemudian kericuhan pun dimulai dan beberapa oknum dari warga menyerang menggunakan senjata tajam, dan menyebabkan dua korban terluka,” ujarnya Selasa (7/5).


    NE merasa takut bercampur sedih setelah melihat dua orang teman mereka yang menjadi korban penyerangan oleh kelompok massa malam itu.


    Ia mengaku tak mengerti dengan alasan intimidasi yang berujung penyerangan yang dilakukan kelompok massa.


    Ia mengatakan hanya terdapat tiga orang warga yang membela kegiatan peribadatan mereka malam itu termasuk pemilik indekos tempat mereka menjalankan ibadat beserta anaknya dan satu orang warga lain yang tak dikenalnya.


    Pengakuan mahasiswa lain yang mengikuti doa rosario Minggu malam mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 15 orang mahasiswa.


    Ia mengatakan kegiatan doa rosario itu hanya diikuti oleh lingkaran pertemanan mereka yang pada malam itu secara kebetulan mengambil tempat di kawasan Jl Ampera, kampung Poncol, kelurahan Babakan Setu kota Tangerang Selatan.


    Namun ketika ibadat doa rosario itu hampir usai, secara tiba-tiba mereka didatangi seorang oknum berinisial D yang mengaku sebagai ketua RT berteriak-teriak dari luar.


    "Enggak tahu mereka berapa orang, [yang jelas ketua] RT sama yang bawa sajam [senjata tajam] itu," ujar A salah seorang mahasiswa lain.


    Ia mengatakan susana semakin memanas ketika salah seorang rekan mahasiswi mendapatkan intimidasi secara verbal dari pelaku.


    “Ada yang bentak perempuan, kemudian teman-teman [mahasiswa yang tengah berdoa] enggak terima. Kemudian [pelaku] datang beramai-ramai [semakin mengintimidas]," ungkap R mahasiswa lain.


    Bukan Kali Pertama

    Tindakan intimidasi dari para pelaku rupanya bukan kali pertama mereka alami, sebelumnya tindakan serupa juga mereka alami ketika hendak melaksanakan ibadat pada tahun lalu.


    Hal tersebut diakui salah seorang mahasiswi yang mengatakan tahun lalu ketua RT juga melarang mereka untuk tidak melaksanakan proses peribadatan di lingkungan tersebut.


    “Tahun lalu kami memilih untuk mengalah dan tidak melaporkan ke manapun. Kami memilih fokus pada perkuliahan apalagi keadaannya kami ngekos di sini,” ujarnya.


    Ia merasa kecewa lantaran dirinya menjalankan kegiatan peribadatan di dalam kamar dan dilakukan disaat-saat tertentu saja bukan setiap hari namun dilarang oleh ketua RT setempat.


    Ketua RT yang diduga melakukan tindakan provokasi warga untuk melakukan intimidasi itu kini sudah ditetapkan sebagai tersangka berbarengan dengan tiga orang warga lain.


    Aparat kepolisian dari polres Tangerang Selatan menerapkan pasal 2 ayat 1 UU Darurat RI No. 12 Tahun 1951, pasal 170 KUHP, pasal 351 KUHP ayat (1), pasal 335 KUHP ayat (1) dan pasal 55 KUHP ayat (1) dengan ancaman pidana maksimal 10 tahun penjara dalam kasus ini.


    Takut Kembali ke Kos

    Salah seorang mahasiswa yang menjadi korban penyerangan kelompok massa pada Minggu malam merasa takut kembali ke kontrakannya menyusul penetapan tersangka kepada oknum ketua RT yang berinisial D itu beserta tiga orang warga lain.


    "Kalau dengan tetangga sendiri pasti sindiran terhadap kita itu ada. [Mereka] dendam sama kita sama anak anak Timur," ujar E, yang mengaku ada rencana pindah kos.


    Sementara korban lain bernama Farhan yang dibacok para pelaku ketika hendak melerai keributan itu mengatakan dirinya diserang oleh pelaku ketika hendak menolong rekannya yang juga diserang oleh para pelaku.


    "Saya keluar kosan lihat-lihat doang [kegaduhan di luar], tiba-tiba terjadi pengeroyokan. Saya cuma misahin (melerai) saya enggak kenal siapa-siapa," kata Farhan.


    Farhan mengaku, dirinya merasa tak tega ketika melihat salah satu korban dikeroyok di depan matanya.


    "Saya datang meluk dia [korban untuk] misahin," ujar Farhan, yang mengaku menderita luka di kepala akibat terkena bacokan senjata tajam.

    Komentar

    Tampilkan

    Viral