- -->
  • Jelajahi

    Copyright © Congkasae.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Prostitusi Semakin Parah di Labuan Bajo, Pelajar SMA Jajakan Diri ke Hotel dan Penginapan

    Penulis: Antonius Rahu | Editor:Tim Redaksi
    22 Mei, 2025, 20:33 WIB Last Updated 2025-05-22T14:07:16Z
    Post ADS 1
    Post ADS 1

     

    Prostitusi Anak di Labuan Bajo, Pelajar SMA Jajakan Diri di Hotel
    Dua orang pelajar sebuah Sekolah Menengah di Labuan Bajo kedapatan tengah melayani tamu pria hidung belang di sebuah hotel dengan tarif Rp.300.000 sekali pakai.

    [Congkasae.com/Kereba] Prostitusi yang melibatkan pelajar dan anak di bawah umur di Labuan Bajo semakin mengkhawatirkan setelah Kepala UPTD Kesejahteraan Sosial Tuna Netra dan Karya Wanita Kupang Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yusi T Kusumawardhani merilis temuannya.


    Menurut Yusi, banyak anak-anak asal Manggarai dan Manggarai Timur yang masih berstatus pelajar SMP, dan SMA menjajakan diri di hotel-hotel di Labuan Bajo.


    Para pelajar ini dikumpulkan di sebuah hotel di Ruteng sebelum akhirnya dikirim ke Labuan Bajo untuk melayani pria hidung belang.


    Temuan ini mengkhawatirkan banyak pihak lantaran melibatkan para pelajar di dua kabupaten tetangga yakni Manggarai dan Manggarai Timur.


    Selain melibatkan pelajar dari kabupaten tetangga prostitusi di Labuan Bajo juga melibatkan pelajar asli Manggarai Barat.



    Hal tersebut dilaporkan media trennews yang menyebutkan dua orang pelajar asal kecamatan Lembor berinisial D dan L yang berasal dari Sernaru Labuan Bajo kedapatan tengah menjajakan diri di sebuah hotel di Labuan Bajo.


    Jurnalis media itu mendapati seorang pelajar berinisial D menyelinap masuk kedalam kamar sebuah hotel di Labuan Bajo untuk melayani pria hidung belang, sementara temannya L menunggu di luar.


    Peristiwa itu terjadi pada Jumat 7 Maret 2025 ketika didekati jurnalis, L awalnya mengelak bahwa keberadaannya di hotel itu menunggu seorang rekannya.


    Akan tetapi pada akhirnya L mengakui bahwa, D rekannya sedang dibooking oleh seorang tamu hotel tersebut.


    Kepada wartawan, L mengakui mematok harga Rp.300.000 untuk sekali pakai, L juga mengakui berstatus pelajar kelas XI di sebuah sekolah menengah atas di Labuan Bajo.


    Ketika menghubungi lembaga pendidikan yang disebutkan L, pihak sekolah mengaku sedang melakukan pengecekan terhadap data siswanya.


    "Kami sedang mengecek apakah mereka benaran siswa kami atau bukan, Guru-guru sedang melakukan pengecekan,"kata kepala sekolah tersebut.


    Kepala sekolah tersebut meminta wartawan untuk tidak mempublikasikan nama sekolahnya lantaran dapat mencoreng nama baik lembaga.


    Ia juga menegaskan bahwa pengawasan dan tanggung jawab sekolah hanya sebatas pada jam pelajaran di sekolah.


    "Di luar sekolah itu kontrol masyarakat,"katanya.


    Kendati demikian kepsek tersebut mengakui apabilah terbukti benar dua siswi yang menjajakan diri di hotel itu merupakan siswinya, maka keduanya akan diberi pembinaan agar tidak mengulangi lagi perbuatan mereka.


    Salah seorang pekerja di Labuan Bajo membenarkan praktik prostitusi yang melibatkan pelajar di Labuan Bajo.


    Ia mengatakan mudah saja mengecek hal tersebut,"lihat saja di bar-bar hotel di hari Sabtu atau malam Minggu pasti ketemu,"kata sumber itu kepada congkasae.com yang dihubungi Jumat 22 Mei 2025.


    Ia mengatakan kerap menjumpai anak-anak berusia pelajar di kawasan itu, akan tetapi tak dapat melarang aktivitas mereka.


    Sebelumnya Kepala UPTD Kesejahteraan Sosial Tuna Netra dan Karya Wanita Kupang Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Yusi T Kusumawardhani mengatakan prostitusi yang melibatkan anak di Labuan Bajo didatangkan dari Manggarai dan Manggarai Timur.


    Menurut Yusi, temuannya menunjukkan anak-anak dari dua kabupaten tersebut dikumpulkan di sebuah hotel di Ruteng setiap hari Jumat untuk kemudian diberangkatkan ke Labuan Bajo.


    "Dalam perjalanan kami dari Labuan Bajo ke Ruteng, ada satu hotel di Ruteng itu setiap hari Jumat pukul 11.00 Wita, menjadi tempat penampungan remaja putri SMP dan SMA. Bahkan anak SD kelas VI," kata Yusi, kepada jurnalis Kompas.com, Selasa (20/5/2025).


    Ia mengatakan usai berkumpul di salah satu hotel di Ruteng, anak-anak itu dikirim ke beberapa hotel di Labuan Bajo dengan menggunakan angkutan travel antar kota.


    Dikatakan Yusi, beberapa orang sopir travel bahkan mengakui telah menjadi langgananan tetap dari beberapa anak tersebut.


    "Anak anak itu terlihat bersukacita. Ada beberapa sopir travel mengaku sudah menjadi langganan para remaja itu," kata dia.


    Yusi menambahkan setelah melakukan pekerjaannya anak-anak remaja tersebut kembali dikirim ke Ruteng dan Borong pada hari Minggunya.


    "Saat berada di salah satu rumah makan di Borong (ibu kota Kabupaten Mangarai Timur), mereka mengganti baju dan hapus make up dan kembali menjadi gadis lugu," ujar dia.


    Yusi mengatakan kondisi tersebut sangat disayangkan ia menyoroti peran para orang tua di Manggarai Raya yang memperbolehkan tindakan semacam itu dilakukan oleh anak-anak mereka tanpa adanya pengawasan orang tua.


    BACA JUGA

    Dugaan Prostitusi Anak di Labuan Bajo, Libatkan Anak dari Ruteng dan Manggarai Timur

    Komentar

    Tampilkan

    Bersama Menjaga Warisan Kita

    Dukung Congkasae agar terus hidup dan tumbuh sebagai suara budaya Manggarai.

    Kenapa Kami Butuh Dukungan?

    Congkasae.com hidup dari semangat dan cinta pada budaya. Tapi kami juga perlu dana untuk membayar penulis lokal, mengembangkan situs, dan mendokumentasikan cerita-cerita budaya kita.

    Donasi Sekali atau Rutin

    Atau transfer langsung:

    • BRI 472001001453537 (a.n. Congkasae)
    QRIS

    Pasang Iklan atau Kerja Sama

    Kami membuka kerja sama dengan UMKM, NGO, sekolah, atau pemerintah daerah untuk iklan, pelatihan, dan proyek kolaboratif.

    Kontak Kami Langsung

    Kata Mereka

    "Saya senang bisa mendukung media yang memperjuangkan akar budaya Manggarai." – Julius, diaspora di Jakarta
    "Congkasae adalah media yang dekat dengan hati kami di Manggarai." – Frans, guru di Ruteng